Jumat, 27 Juni 2014

Kapanpun, Dimanapun dan Kepada Siapapun Kita Bisa Belajar

Dalam sebuah seminar jurnalistik yang diadakan di Pondok Pesantren Al Amien Prenduan tahun 2008 lalu, saya pernah mendapat sebuah pesan yang sampai saat ini saya ingat bahwa, belajar itu bisa dimana saja, tidak harus dikelas ataupun ruang kuliah saja. Belajar itu juga bisa kepada siapa saja tidak harus formal seperti mahasiswa belajar kepada dosen. Dan belajar itupun bisa dilakukan kapan saja tidak harus menunggu masa-masa aktif belajar namun liburan pun bisa kita manfaatkan sebagai waktu untuk menambah porsi belajar. pesan tersebut masih saya ingat dan coba selalu saya aplikasikan di tengah-tengah aktivitas sehari-hari sebagai Mahasiswa


Terkadang banyak ditemukan pelajar atau anak muda yang berfikiran bahwa belajar itu hanya dilakukan dikelas atau di ruang kuliah, selain itu bukan lagi waktu belajar tapi waktu untuk kegiatan yang bersifat hiburan. ditemukan pula anak-anak muda yangtidak lagi memiliki orang tua (yatim/piatu) yang beranggapan bahwa belajar dan menuntut ilmu itu tidak pentung bagi dirinya, ia merasa belajar (akademik) bukan lagi dunia yang haus ia geluti karena ia dituntut untuk bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga dalam mencari dan memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga yang sebetulnya masih menjadi tanggungan keluarga

Adapula yang beranggapan bahwa belajar itu harus kepada dosen ataupun guru yang begitu profesional, sehingga apa yang didapatkan dan apa yang bisa diraihnya juga begitu baik dan menjanjikan, pola pikir dan anggapan seperti ini tentu menjadi acuan bagi beberapa orang/ pelajar bahkan juga manusia dimana mereka beranggapan bahwa proses belajar mengajar yang terdiri dari murid dan guru ataupun Mahasiswa dan dosen itu harus kepada "pengajar" yang memiliki kemampuan yang begitu unggul dan mumpuni. anggapan ini tentu memiliki berbagai tanggapan yang bersifat pro dan kontra dengan beberapa argumen dan dan pendapatnya masing-masing

dan adapun orang yang beranggapan bahwa pembagian waktu untuk belajar itu memiliki klasifikasi khusus dalam menggunakan waktu sehari-hari dimana waktu-waktu belajar yang dimaksud adalah waktu belajar formal yang biasanya hal itu dilakukan di jam-jam sekolah ataupun jam kuliah (bagi mahasiswa). jam belajar yang biasanya dimulai sejak jam 07.00 WIB dan berakhir sampai 15.00 WiB itu meupakan waktu yang khusus untuk belajar dan diluar waktu tersebut bukan lagi waktu untuk belajar, namun "mereka" beranggapan sisa waktu non formal untuk belajar itu merupakan waktu yang "harus bersifat hiburan dan bersifat non akademik

Jika sedikit kita mencermati tentang bagaimana pentingnya proses belajara mengajar, dalam Islam sendiri banyak ditemukan tentang perintah dan aturan tentang belajar. seperti halnya "tuntutlah ilmu dari buayan hingga liag lahat", tuntutlah ilmu walau sampai kenegeri cina. pesan tersebut tentu memiliki substansi yang bersifat esensial dan sangat penting walaupu hadist tersebut bersifat dhoif (lemah) namun hadist tersebut dinilai mengandung motivasi yang tinggi tentang bagaimana manusia seharusnya membuka luas ilmu pengetahuan untuk membuka peradaban manusia dengan berbagai ilmu pengetahuan

Pesan (Hadist) juga nahfudzat diatas tentu menjelaskan tentang adanya tenpat belajar yaotu China yang (pada saat itu) merupakan tempat dimana bisa memperoleh berbagai disiplin ilmu, dan tentu negeri China merupakan tempat yang cukup jauh dari jazirah arab, dimana pesan ini pernah disampaikan. Pesan kedua juga berisi tentang bagaimana pentingnya menuntut ilmu kapanpun itu. ilmu pada hakikatnya bisa diperoleh sejak manusia lahir sampai manusia menjemput ajalnya. keberadaan ilmu yang begitu luas dan tak bertepi ini sebetulnya merupakan nikmat serta karunia Allah yang seharusnya dipelajari dan dimiliki manusia yang tentunya dengan belajar dan mempelajarinya. bukankah Allah juga telah berjanji bahwa Dia akan mengagkat derajat orang-prang yang beriman serta orang yang memiliki ilmu beberapa derajat (Al mujadilah; 11)

Jika kita juga mencermati bahwa sungguh banyak hikmah dan pengetahuan dari bagaimana kita menjalani dan melakukan kegiatan sehari-hari dalam hidup, seperti halnya kita bisa belajar dari padi saat ia berisi kemudian ia merunduk, juga bisa belajar dari proses menanam tanaman atau pohon untuk dianalogikan kepada bagaimana merawat anak, juga tentang bagaimana matahari dan panasnya, bahkan dari angin proses turunnya hujan dan menetesnya embun-pun kita bisa menarik hikmah dan pelajaran dari Allah, sungguh ilmu yang dimiliki Allah benar-benar tidak terbatas. jika diibaratkan samudra ataupun luas lautan, maka ilmu yang ada di bumi ini hanya sebatas tetesan tinta dalam sebuah pena.

Wallahu a'lam bissowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar