Jumat, 27 Juni 2014

Memangkas Kebiasaan-Kebiasaan Buruk Menjadi Manusia Bermartabat

Ada pelajaran menarik dari kegiatan full time kuliah di kampus hari ini, hari rabu sebagai yang begitu melelahkan dengan jadwal kuliah dimulai jam 08.00 WIB dan berakhir di jam 21.00 WIB mendatangkan sebuah perenungan dan pemikiran tentang kesungguhan dan bagaimana memperbaiki niat dan menjalaninya dalam aktivitas khususnya kegiatan belajar-mengajar/ kuliah sebagai prioritas utama dalam masa sekarang. dimana kesungguhan niat serta kesungguhan dalam melakukan/ menjalani aktivitas begitu berpengaruh untuk peran serta sikap dan istiomah dalam menghadapai persoalan di masa-masa setelah kuliah (terjun di masyarakat) kelak


Seharian penuh sampai jam sembilan malam menjalani aktivitas di kampus sungguh mendatangkan sebuah kelelahan serta kepenatan yang terkadang muncul disaat penyampaian mata kuliah oleh dosen di ruang kuliah, selain itu terkadang rasa kantuk yang sering kali mampir dan tak terbendung menjadikan konsentrasi di kelas saat menerima dan mendengarkan mata kuliah dari dosen tidak dengan maksimal dan tidak semuanya bisa didapat, hal ini tentu harus bisa diatasi dengan beberapa hal yang dilakukan oleh setiap mahasiswa, namun ketika kantuk saya rasakan saya memilih untuk izin ke kamar mandi dan wudlhu atau jika tidak memungkinkan saya cukup dengan cuci muka saja

Disela-sela penyampaian mata kuliah berlangsung, sempat terbesit dalam pikiran bahwa apa yang telah guru-guru lakukan sedari pendidikan di masa taman kanak-kanak (TK), di sekolah Dasar (SD) Maupun di Pondok pesantren dimana saya pernah belajar dan dididik, disana sungguh memberi sebuah pedidikan yang terkesan seakan memaksa anak didik untuk menghindari dan meninggalkan kebiasaan buruk yang telah dilakukan, dari TK dan SD telah dikenalkan tentang bagaimana berdoa dan bangun pagi, ditingkat SMP/SMA ataupun di Mts dan MA  lebih-lebih di Pondok pesantren disana betul betul diasuh serta diasah untuk menjadi manusia dengan budi luhur dan akhla yang terpuji, hal ini tentu tidak luput dengan tentang bagiaman menanamkan kebiasaan-kebiasaan baru yang baik untuk menggantikan kebiasaan-kebiasaan buruk yang pernah dilakukan sebelumnya

Kebiasaan-kebiasaan yang sedari kecil kurang baik kemudian diperbaiki dan diganti dengan kebiasaan yang lebih baik, saya mengambil contoh tentang konsistensi dalam tepat waktu dimana pembiasaan diri untuk tepat waktu tentu bukanlah perkara yang mudah, butuh latihan serta pembiasaan, seperti halnya bangun pagi dimana harus meninggalkan dan segera menyudahi tidur yang begitu nikmat. Pemangkasan kebiasaan-kebisaan buruk ini saya sempat berfikir tentang bagaimana para petani atau masyarakat mengolah bambu untuk menjadikannya bermanfaat dan berguna

Disini saya sempat mencermati bahwa ketika petani ataupun masyarakat yang mengolah Bambu menjadi barang yang bermanfaat dan berguna tentu tidak mudah, dengan proses menebang dan memilih bambu  mana yang baik dan bagus, serta masih membuang tangkai-tangkai yang berduri, ia harus dipangkas untuk menjadikannya lebih halus dan bisa dipakai dengan baik, tidak cukup sampai disitu, pada setia jengkal mata-tunaspun masih harus diraut serta dihaluskan, hal ini untuk menjadikannya lebih halus dan bisa dimanfaatkan dan berguna serta memiliki nilai serta kualitas yang lebih baik dan lebih bagus

Pemangkasan duri-duri serta perautan dan menghaluskan setiap mata tunas tadi saya ibaratkan dengan bagaimana seseorang memaksakan dirinya untuk memangkas kebiasaaan kebiasaan buruk yang perlu terus diasah dan diperbaiki untuk menjadikannya manusia yang berakhlak luhur dan tidak memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk sehingga bisa melukai orang lain seperti halnya duri-duri bambu yang bisa melukai siapapun dikdekatnya tanpa berhati-hati.

Wallahu a'lam bissowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar