Saya sempat teringat tentang penglaman beberapa tahun lalu saat belajar di Ma'had, teptnya di tahun 2009 saat duduk di kelas VI Tarbiyatul Mu'allimien Al Islamiyah (TMI) Al Amien Prenduan. disana saya memiliki pengalaman bersama teman saya yang mungkin tak bisa kami lupakan, tepatnya ketika 4 bulan menjelang ujian akhir (ujian Niha'ie) beberapa santri terjangkit penyakit gatal-gatal yang hebat, hampir sekujur tubuhny dipenuhi dengan luka yang bernanah dan basah, dari tangan-tangannya juga jemari sampai ujung kakinya terlihat bulatan-bulatan sebesar kacang berisikan nanah
sekilas saya perhatikan santri tersebut terlihat begitu kesakitan dan menahan rasa perih, betapa tidak, tubuhnya yang penuh dengan luka tadi harus ia paksa untuk melakukan aktivitas, waktu yang terus berputar dn berjalan mendekati ujian akhir menjadikannya memiliki pupuk semangt dan menjadikan gairah hidupnya lebih semangat, betul-betul terlihat bagaimana gigihnya ia menghadapi "yang menurutnya" ini hanya ujian kecil.
dua bulan itu ia hadapi dengan begitu sabar, pernah sesekali saya melihat bgian celananya basah dan ketika seorang temannya bertanya, kenapa celanamu basah, ia hanya menjawab sambil tersenyum "ujianku sedang saya hadapi dan akan segera berakhir" luka dan nanah yang ia miliki ia anggap sebagai ujian yang begitu biasa, ia terlihat begitu santai menanggapipinya. Puncaknya adalah ketika ujian nihai'ie itu dimulai saya melihat tanggannya basah, ia begitu kesulitan memegang bolpen untuk menjawab soal, selain itu ia tidak mampu memakai sepatu, ia terpksa minta izin dan minta dispensasi untuk memakai sandal jepit, dan itupun masih teras begitu sulit, ia tak lagi memikirkan malu dilihat temanknya, dipikirannya yang ada hanyalah iaa bisa lulus dengan husnul khotimah dan bisa membanggakan orang tuanya agar memiliki anak yang lulus di pesantren.
tiap hari setelah ujian ia tetap belajar dan beribadah, walaupun dia telah diberi dispensasi oleh pengurus ma'had agar bisa sholat di kamar dan tidak ikut sholat jamaah di masjik jamik Ma'had. selama kurang lebih 2 minggu masa-masa ujian ia hada[i dengan luka yang bernanah di sekujur tubuhnya itu. dan tak cukup sampai disitu, setelah ujian akhir itu ternyata masih ada program wjid dari ma'had yang harus ia ikuti yaitu pengabdian masyarakat, dan kebetulan ia dapat tempat terpencil disuatu pulau kecil yang terpisah dari pulau madura
ia sadar, mengeluh bukanlah satu solusi yang dapat menyelesaikaan semuanya, perlahan ia memupuk semangat untuk menyelesaikan "nyantri"-nya itu yang hanya tinggal beberapa minggu saja, dalam pengabdiannya yang berad di pulau terpencil itu, ia sempat minder karena dilihat dan sedikit dikucilkan teman-temannya, begitupun masyarakat di tempat pengabdiannya yang sedikit risih melihat luka bernanah itu. hingga suatu hari ia jalan-jalan ke tepi pantai dan mencoba berendam di air lau tadi, luka yang begitu banyak terasa begitu perih ketika menyentuh air laut sedikit ia menahan rasa sakitnya sesekali ia mengerang dan menangis, setelah beberapa lama akhirnya ia kembali bersama teman''nya
dari awal ia mengalami luka bernanah (koreng) ini iya telah mencoba berbagai obat mulai resep tradisional sampai resep dokter telah ia lakukan, begitupun orang tua yang tidak henti-henti mencarikan usaha serta obat untuk menyembuhkan penyakitnya itu, namun hingga ketika pengabdiannya telah usai dan kembali pulang ke Ma'had, dengan izin Allah luka-luka itu perlahan mengering, nanah-nanah itu perlahan menghilang dan luka-luka itu berangsung sembuh dan mengering. Hingga saat ia diwisudapun, luka-lukanya telah sembuh hanya tinggal sebatas bekas luka saja.
kini ia bisa tersenyum dan bangga telah bisa lulus dari pesantren, dan yang paling ia senangi adalah ketika melihat ibu dan-bapaknya begitu bangga dan senang telah memiliki anak yang lulus dari peasntren dengan perjalanan yang tidak begitu mudah namun telah berhasil ia lewati dengan sabar dan tabah, namun kini kisahnya telah berbeda, kini anak itu sedang menempuh jenjang pendidikan strata 1 di sebuah kota di jawa timur, ia kini meraih beasiswa pendidikan serta sering memenangi beberapa event lomba kelas provinsi juga nasional.
kesulitan serta kesusahan yang dia hada[pi dengan sabar dan tabah ternyata kini membuahkan hasil, sungguh benar-benar Allah bersama orang-orang yang sabar. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk serta arahan bagi kita untuk selalu sabar menahan cobaan serta ujian, sehingga limpahkan ridho serta kasih sayangnya untuk menuntun kita ke jalan yang Dia ridhoi yaitu jalan yang lurus dan dirdhoi. Aamien..
Wallahu a'lam bissowab
sekilas saya perhatikan santri tersebut terlihat begitu kesakitan dan menahan rasa perih, betapa tidak, tubuhnya yang penuh dengan luka tadi harus ia paksa untuk melakukan aktivitas, waktu yang terus berputar dn berjalan mendekati ujian akhir menjadikannya memiliki pupuk semangt dan menjadikan gairah hidupnya lebih semangat, betul-betul terlihat bagaimana gigihnya ia menghadapi "yang menurutnya" ini hanya ujian kecil.
dua bulan itu ia hadapi dengan begitu sabar, pernah sesekali saya melihat bgian celananya basah dan ketika seorang temannya bertanya, kenapa celanamu basah, ia hanya menjawab sambil tersenyum "ujianku sedang saya hadapi dan akan segera berakhir" luka dan nanah yang ia miliki ia anggap sebagai ujian yang begitu biasa, ia terlihat begitu santai menanggapipinya. Puncaknya adalah ketika ujian nihai'ie itu dimulai saya melihat tanggannya basah, ia begitu kesulitan memegang bolpen untuk menjawab soal, selain itu ia tidak mampu memakai sepatu, ia terpksa minta izin dan minta dispensasi untuk memakai sandal jepit, dan itupun masih teras begitu sulit, ia tak lagi memikirkan malu dilihat temanknya, dipikirannya yang ada hanyalah iaa bisa lulus dengan husnul khotimah dan bisa membanggakan orang tuanya agar memiliki anak yang lulus di pesantren.
tiap hari setelah ujian ia tetap belajar dan beribadah, walaupun dia telah diberi dispensasi oleh pengurus ma'had agar bisa sholat di kamar dan tidak ikut sholat jamaah di masjik jamik Ma'had. selama kurang lebih 2 minggu masa-masa ujian ia hada[i dengan luka yang bernanah di sekujur tubuhnya itu. dan tak cukup sampai disitu, setelah ujian akhir itu ternyata masih ada program wjid dari ma'had yang harus ia ikuti yaitu pengabdian masyarakat, dan kebetulan ia dapat tempat terpencil disuatu pulau kecil yang terpisah dari pulau madura
ia sadar, mengeluh bukanlah satu solusi yang dapat menyelesaikaan semuanya, perlahan ia memupuk semangat untuk menyelesaikan "nyantri"-nya itu yang hanya tinggal beberapa minggu saja, dalam pengabdiannya yang berad di pulau terpencil itu, ia sempat minder karena dilihat dan sedikit dikucilkan teman-temannya, begitupun masyarakat di tempat pengabdiannya yang sedikit risih melihat luka bernanah itu. hingga suatu hari ia jalan-jalan ke tepi pantai dan mencoba berendam di air lau tadi, luka yang begitu banyak terasa begitu perih ketika menyentuh air laut sedikit ia menahan rasa sakitnya sesekali ia mengerang dan menangis, setelah beberapa lama akhirnya ia kembali bersama teman''nya
dari awal ia mengalami luka bernanah (koreng) ini iya telah mencoba berbagai obat mulai resep tradisional sampai resep dokter telah ia lakukan, begitupun orang tua yang tidak henti-henti mencarikan usaha serta obat untuk menyembuhkan penyakitnya itu, namun hingga ketika pengabdiannya telah usai dan kembali pulang ke Ma'had, dengan izin Allah luka-luka itu perlahan mengering, nanah-nanah itu perlahan menghilang dan luka-luka itu berangsung sembuh dan mengering. Hingga saat ia diwisudapun, luka-lukanya telah sembuh hanya tinggal sebatas bekas luka saja.
kini ia bisa tersenyum dan bangga telah bisa lulus dari pesantren, dan yang paling ia senangi adalah ketika melihat ibu dan-bapaknya begitu bangga dan senang telah memiliki anak yang lulus dari peasntren dengan perjalanan yang tidak begitu mudah namun telah berhasil ia lewati dengan sabar dan tabah, namun kini kisahnya telah berbeda, kini anak itu sedang menempuh jenjang pendidikan strata 1 di sebuah kota di jawa timur, ia kini meraih beasiswa pendidikan serta sering memenangi beberapa event lomba kelas provinsi juga nasional.
kesulitan serta kesusahan yang dia hada[pi dengan sabar dan tabah ternyata kini membuahkan hasil, sungguh benar-benar Allah bersama orang-orang yang sabar. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk serta arahan bagi kita untuk selalu sabar menahan cobaan serta ujian, sehingga limpahkan ridho serta kasih sayangnya untuk menuntun kita ke jalan yang Dia ridhoi yaitu jalan yang lurus dan dirdhoi. Aamien..
Wallahu a'lam bissowab

Tidak ada komentar:
Posting Komentar