Jumat, 27 Juni 2014

Ilmu Itu Ilham Dan Pemberian Allah

Hari ini saya memiliki kesempatan kembali untuk berkumpul bersama keluarga dari Pamekasan, Bersama mbak dan Keponakan saya yang pertama. Hari ini Allah memberi kami kesempatan untuk kembali bersua dalam kehangatan keluarga yang hanya sesekali saya rasakan. setelah menikmati dan keliling kota Malang dan menikmati beberapa tempat kuliner dengan aneka rasa yang begitu khas dengan cuaca yang sedikit gerimis dan hawa sejuk membuat kumpul keluarga hari ini lebih begitu terasa


Ada satu hal menarik yang bisa saya ambil serta saya jadika pelajaran untuk kedepannya, tentang bagaimana menjalani dan meyakini tentang pentingnya sebuah proses yang terkadang tidak semua orang memperdulikannya. hari ini mbak saya ingin bertemu dengan temannya di salah satu butik muslimah seakligus membeli beberapa potong pakaian/ jilbab yang mungkin cocok/ disukai. saya memutuskan untuk menunggu ditempat lain tidak jauh dari butiq tersebut, saya ditemani kakak ipar saya duduk dan menikmati teh dan kopi hangat di warung sederhana itu. kembali kami begitu menikmati suasana kota malang dengan minuman hangat yang telah kami beli sambil menunggu mbak saya di bertemu temannya

obrolan kecilpun dimulai, antara saya dan kakak ipar saya yang kebetulan sedang mencalonkan diri jadi Calon legislatif. banyak tema dan bahan obrolan yang kami lalui mulai dari politik dan berbagai seluk beluk yang dijalani terasa begitu banyak pengalaman dan pelajaran yang diberikan termasuk tentang wejangan dan masukan bagi saya untuk selalu memperbaiki diri. Dengan pengalaman dan berbagai hal yang telah ia lalui tentu memberi pelajaran dan pendidikan bagi bagi saya untuk bisa dijadikan sebagai pelajaran dan perbaikan diri menghadapi dan melangkah kedepan

Dalm obrolan ringan bersama teh hangat tadi, ada satu yang membuat saya begitu tertarik untuk kemudian mendalami dan memcari titik kebenaran dari sebuah redaksi yang dilontarkan dalam obrolan tersebut, disini saya mendapat sebuah "wejangan" sedikit masukan bahwasannya, sebagai pelajar ataupun mahasiswa sebenarnya harus memahami dan  mengetahui secara benar-benar rinci tentang hakikat sebuah ilmu. Dimana pada dasarnya ilmu itu adalah sebuah ilham atau sebuah pemberian yang sifatnya mutlak dari Allah, hal penting yang harus dilakukan adalah bagaimana seorang pelajar ataupun mahasiswa menjalani sebuah proses yang dinilai begitu membutuhkan kehati-hatian dalam menjalaninya

seperti contoh tentang bagaimana menggunakan adab dalam mencari ilmu, adab kepada guru dan adab dalam menjalani prosese belajar mengajar, tentang makanan yang dikonsumsi selama mencari ilmu atau tentang segala hal yang bisa menjadi sebab-akibat ilmu itu tidak didapat, seperti apa yang dikatakan Imam As Syafi'ie bahwa ilmu itu adalah cahaya, dan Cahaya Allah tidak akan masuk/ dimiliki/ diberikan kepada siapa yang berbuat maksiat. prose belajar mengajar yang dijalani seorang pelajar ataupun mahasiswa tentu hanya perantara tentang bagaimana menjalani proses mencari ilmu. dalam proses dan kesempatan inilah seharusnya seorang pelajara ataupun mahasiswa sadar dan tahu tentang bagaimana dan faktor apa saja agar ilmu itu bisa didapat dan dimiliki secara barokah dan bermanfaat. tentu dengan berbagai proses, sikap, dan makanan atau apapun yang bersifat halalan toyyibab yaitu makanan yang halal serta baik. bukan makanan yang baik lalu kemudian yang halal. tapi menjamin makanan tersebut Halal, kemudian menjamin makanan itu baik pula untuk dikonsumsi

Dengan mengetahui dan menjaga tentang bagaimana proses dan makanan yang dikonsumsi . itu berarti menjamin menjalani sebuah proses mencari ilmu dengan baik dan benar. dan kettika proses tersebut dijalani dengan "prosedural' yang baik (sesuai dengan aturan) tentu juga menjadi salah satu faktor ilmu bisa didapat dengan baik. Allah tentu melihat dan mengetahui bagaimana kita sebagai pelajar mau untuk berprosesn dan menjalani tangga-tangga proses pencapaian ilmu, jika proses kita jalani dengan baik tentu Allah akan berikan yang baik pula, dan jika seseorang menyimpang aturan prosedural, maka jangan salahkan siapapun jika ia harus menerima konsekwensi dari apa yang telah ia lakukan.

Wallahu a'lam bissowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar