Mengulang perjalanan yang sempat saya rasakan di Pondok Pesantren beberapa tahun silam, dimana sosok seorang ibu yang selalu saya rindukan dan saya sayangi dengan tabah dan sabar selalu membimbing dan menasehatuku agar selalu sabar dan tawakkal untuk menuntut ilmu serta menjalani disipilin di Pondok Pesantren. Juga Sosok seorang abah yang menjadi menjadi sosok yang tegar dan panutan sebagai kepala keluarga selalu memberikan contoh serta tauladan yang baik untuk ditiru, adalah mereka kedua orang tuaku yang dengan gigih dan tanpa mengenal rasa pamrih selalu hadir dan mendapingi mengarahkan serta membimbing kehidupanku, Memperbaiki apa-apa yang salah pada diriku, memberi masukan dan motivasi untuk terus melangkah, berkarya, berprestasi serta beribadah
Juga Kedua Kakakku yang selalu membantu kedua orang tua serta mendidikku dan memberikan sebuah motivasi serta nasehat dalam perjalanan hidupku menapaki cita-cita yang terus aku jalani dan aku tapaki, begitupun kedua kakak perempuanku dengan nasehat masukan serta perhatian yang selalu memberiku kekuatan untuk terus melangkah dan berkarya mereka tak pernah letih memberikan sumbangsih yang begitu dalam dan besar, mereka tak pernah lelah memberikanku dorongan untuk kemajuan keluarga, untuk kebaikan dan secercah harapan yang selalu aku harapkan dan selalu aku impikan
Ada pula adikku, yang kini telah beranjak dewasa dan berencana menajutkan study-nya di pondok Pesantren, juga memiliki tekad yang tinggi serta semangat yang luar biasa, kehadirannnya memberi ruang khusus bagi saya pribadi untuk terus berbenah diri dan memperbaiki diri menjadi kakak yang baik untuknya. tentang keprbadiannya yang tangguh dan pantang menyerah, terlihat dari beberapa pengalaman yang pernah saya alami bersamanya meskipun kala itu umurnya masih sebatas rambut jagung
masih segar dalam ingatanku, ketika kakak tertuaku menjengukku di poondok pesantren, dia membawakanku sebungkus nasi masakan Umi, serta sebungkus siwalan yang ia beli di pinggir jalan, tak lupa ia juga bawakan sepatu fantopel untukku yang kala itu aku perlukan untuk mengikuti Kegiatan Pramuka yaitu Kemah Mahir Tingkat Dasar (KMD). kakakku membuka obrolan dengan menanyakan kabar dan tentang bagaimana belajar dan ibadahku di Pondok kala itu, tak lupa juga ia samapaikan salam dari Umi dan Abah yang tidak bisa menjengukku karena dirumah sedang banyak tamu untuk berbagai keperluan, ia melanjutkan pembicaraan dengan menyuguhkan beberapa pengalaman dan motivasi bagiku, ia berbagi tentang pengalaman dan banyak hal, memberiku inspirasi untuk segera memiliki cita-cita yang tinggi serta untuk segera berbenah diri belajar dan berlatih untuk menghadapi tantangan zaman ke depan, hingga bebebrapa saat kemudian ia pun harus pulang karena fajar telah hampir tenggelam dan adzan Maghrib akan segera dikumandangkan
akupun beranjak ke masjiddi pondokku, dengan membawa beberapa buku bacaan dan buku tulis sayapun duduk di shaf pertama dan memulainya dengan sholat sunnah dan membaca Al Qur'an. sesekali saya menoleh ke kanan dan ke kiri, memperhatikan raut para santri, mulai dari adik kelas dan kakak kelas, juga teman-teman seangkatanku, saya lihat dimata mereka penuh dengan semangat dan harapan yang membara, mereka memiliki semangat dan visi yang besar. Sesekali aku terdiam dan membuka lembaran buku tulis yang aku beli kemarin lusa, aku teringat tentang motivasi dari kakakku yang saat itu ia sedang menempuh kuliah di salah satu perguruan Tinggi negeri di Malang. saya memulai memberanikan diri untuk menulis sebuah angan-angan dan mimpi, satu persatu apa yang saya tulis saya iringi dengan keyakinan yang kuat dan saya yakini Allah sedang melihat dan tahu tentang apa yang saya lakukan dan apa yang saya rasakan. saya terus menulis dan menulis tentang setumpuk harapan dan cita-cita yang menggenang dan menumpuk dikepala ini. Bismillah saya yakin semua ini akan terwujud
Sholat maghrib pun dimulai, kami sholat berjamaah dengan penuh khusuk dan keheningan, lantunan ayat Suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh imam menjadikan kami larut dan berusaha menyatu dalam sore yang begitu tenang. sholat maghrib berjamaah kami lanjutkan dengan membaca dzikir dan dan berdo'a. kami pun juga melanjutkannya dengan belajar membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar kepada kakak kelas kami yang menjadi senior dan menjadi mu'allin serta pembantu para ustadz dan pengsuh pondoh dalam mengemban amanah. sampai adzan isya'pun berkumandang kami bergegas meletakkan Al-Qur'an di rak-rak masjid dengan begitu hati-hati dan menyusunnya secara rapi. kami diwajibkan untuk mendengarkan dan menghayati serta menjawab panggilan sholat, masih saya ingat suara itu begitu merdu dan nadanya masih teringat dengan jelas, sangat menyentuh. hingga akhirnya kami lanjutkan dengan sholat isya' berjamaah.
Empat rakaat sholat isya' kami lakukan dengan khdimat, dengan salam dan saling berjabat tangan kami menyudahi ibadah berjamaah kami. sesekali sayapun membuka buku tulis tadi dan melihat betapa banyak harapan yang telah saya tulis, saya sedikit tersenyum melihat catata-catatn harapanku yang kini saya sebut kerta dan harapan itu dengan "Pohon Impian". Saya sempatkan diri menengadah dan mengangkat tangan untuk memohon kepada Allah dan mengadu tentang apa yang saya tulis ini, tentang cita-cita yang begitu tinggi berharap Allah selalu memberi bimbingan dan arahan bagiku untuk selalu berbenah diri serta belajar untuk tetap berada di jalan yang benar dan jalan yang Dia ridho'i
Singkat cerita, Dengan keyakinan yang masih terpatri dan kepercayaan bahwa Allah selalu ada serta melihat setiap usaha, saya terus berlatih dan belajar untuk mencapai angan dan cita-cita. Dan semua mimpi itu perlahan menjadi sebuah kenyataan, tentang catatan-catatan impian yang pernah saya tulis itu saya sungguh merasa takjub dan hampir tidak percaya, ketika kembali saya melihat catatan lama yang sempat saya simpan dan saya cocokkan dengan beberapa proses dan perjalanan hidup ini, dan ternyata Allah memang mendengar dan tidak pernah tidur, ia tahu apa yang hamba-Nya lakukan. perlahan ia menepati janji-janji dan harapan yang terus saya panjatkan dalam sebuah do'a. saya hampir tidak percaya bahwa perjalanan dan proses saya di kampus dalam menuntut ilmu ini, rasanya seperti skenario yang telah saya susun sendiri dalam "Pohon impian"ku, tentunya dengan izin serta kehendak Allah.
Kini saya terus percaya dan berdo'a tentang masa depan dan usaha saya untuk terus melangkah. Dorongan serta motivasi terbesar yang saya rasakan dari orang-orang terdekat saya tentu menjadi sebuah dorongan tersendiri yang membuat saya sampai saat ini tetap tegar melangkat dan berbuat. terima kasih saya juga untuk Paman saya Ir. Mohammad Masduki serta Prof. Abdul Gafur atas bimbingan dan motivasi serta hadiah bukunya yang saya rasa sangat memberi kontribusi, tak lupa do'a saya juga terus selalu panjatkan buat guru Prof. Imam Suprayogo, terima kasih sudah mengajariku banyak hal serta hadiah buku yang begitu luar biasa. saya akan terus belajar dan berbenah diri serta menjalankan apa-apa nasehat yang telah diberikan.
Wallahu A'lam Bissowab

Tidak ada komentar:
Posting Komentar