Jumat, 27 Juni 2014

Cerita Tentang Fasilitas dan mutu Mahasiswa Dulu dan Sekarang

Banyak orang beranggapan bahwa semua mahasiswa sudah pasti memiliki potensi yang sangat mumpuni, bisa memberikan kontribusi yang baik serta bermanfaat ketika ia pulang nanti ke kampungnya, mahasiswa sudah dianggap mampu memebrikan perubahan yang sangat signifikan untuk pengembangan masyarakat atau daerah tempat tinggalnya, harapan dan anggapan ini  tentu merupakan mimpi yang benar-benar menjadi sebuah sumber penggerak dan sumber perubahan


harapan masyarakat khususnya orang tua dalam menyekolahkan atau membiayai anaknya untuk kuliah tentulah sanagt besar dilihat dari bagaimana orang tua bekerja untuk membayar iuran serta tagihan juga juga kewajiban-kewajiban  lainnya tentang pendidikan anaknya. orang tua dengan bekal selalu berharap anaknya bisa menjadi kader yang lebih baik serta penerus yang membaawa perubahan bagi keluarga serta masyarakatnya, akan bekerja bersungguh-sungguh demi cita-citanya yaitu menjadi seorang sarjana

sore tadi setelah shalat maghrib tadi saya diajak ngobrol bersama bapak juga kakak ipar saya, disana terjadi perbincngan yang membahas tentang bagaimana semangat pelajar-pelajar dahulu mencapai cita-citanya. kisah perjuangan yang diberikan menyajikan tentang bagaimana para pelajar di masa lalu bersungguh-sungguh, tentang minimnya fasilitas di transportasi, fasilitas belajar mengajar berupa buku dan bolpen serta kisah tentang langkanya anak yang naik sepeda juga memakai sepatu bagus, bahkan tidak memiliki sepasang sepatupun

berawal tentang sulitnya fisilitas tranportasi yang ada, jangankan sepeda motor, sepeda pancalpun sulit temukan, yang banyak justru mereka yang berjalan kaki, toh jika beruntung kami bertemu dengan truk atau pick-up yang kebetulan lewat dan box-nya kosong kami boleh lega karena bisa menumpang menuju sekolah, selain sulitnya kendaraan, jalannya pun terjal dan tidak semua dari pelajar saat itu memiliki sepatu, itu cerita saat di SD-SMP

beda lagi saat di bangku kuliah, minimnya lamou yang terang sudah wajib kami menjadi wejangan malam saat mahasiswa dulu belajar yang ada lampu templek dari minyak kayu tanah itu satu-=satunya cahaya malam yang bisa dinikmati, jangan bertanya tentang sebuah komputer dengan Quarto duo atau corel apalagi windows 8 serta laptop dan tablet. mesin ketikpun tidak punya untungnya ada satu omahasiswa kaya yang baik hati hingga mau berbagi pinjam meminjam mesin ketik untuk kelancaran skripsi dan tugas kuliah kami, tak apalah minim fasilitas dan perlengkapan yang jauh jika dibandingkan dengan sekarang, namun jangan tanyakan kami tentang semangat, semangat kami selalu membara, hanya uang saja kami yang tak punya

sangat jauh berbeda dengan sekarang,jangankan anak mahasiswa, anak SD=pun kini sudah pegang HP. maasiswa semua pake sepedar motor, padahal dulu itu jalan beberapa kilo meter, semua tugas sudah dengan Laptop dan komputer bahkan tablet i pad dan sejenisnya, tugas kami dulu pakai mesin ketik itupu hanya satu unit dan kami gantian memakainya hanya bermodal tinta dan kertas. namun jika sekilas dinilai semangat mahasiswa sekarang dengan mahasiswa jauh berbeda, orientasninya pun berbeda, kesan serta tanggapan tentang "lulus tepat waktu" pun kini telah mengalami bebragam penafsiran

tentang tugas kuliah dulu dan sekarang itu saya rasa sama, namun mahasiswa dulu itu walau sibuk tugas kuliah namun tidak lupa ibadah, kami tidak lupa untuk berdo'a kelancaran urusan kami dan orang tua kami serta dimudahkan amal dan rezekinya untuk membiayai kuliah ini, hingga akhirnya kamipun tahu bagaimana kesusahan orang tua membiayai, kesulitan orang tua mencari nafkah, kami meraskan semuanya, tak ada kata gengsi untuk membantu mereka, yang ada kami bersama-sama membatu mencari uang untuk kelancaran study kami".

begitulah sedikit cerita dari mereka, mahasiswa-mahasiswa "Jadul" yang telah berhasil membuktuikan bahwa mereka memang betul-betul mampu taklukkan dunia, mereka betul-betul mampu mewujudkan harapannya, membahagiakan orang tua, saudara, sahabat juga teman-temannya. Hal ini terbukti karena banyak dari teman seangkatan mereka yang telah menjadi orang besar, adalah manatan ketua MK, bapak Mahfud MD yang merupakan teman sekolahnya di PGA dulu juga seorang Direktur perusahaan di Surabaya. satu lagi dari temannya yang sukses. kini ia menjadi profesor dan menjadi peneliti  utusan indonesia di jerman dan telah merasakan keliling dunia

Semoga jika kita termasuk Mahasiswa-mahasiswa sekarang yang memiliki fasilitas lebih baik dari mereka, bisa membuktikan kepada dunia bahwa kita bisa menjadi orang hebat dan lebih baik dari mahasiswa dulu, Fasilitas yang lengkap, mari bangun semangat yang juga membara. Aamien.


Wallahu a'lam bissowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar