Kamis, 28 November 2013

REVITALISASI INSTANSI PENEGAKAN HUKUM, MENJEMPUT KEMBALI TANGAN TUHAN (rekonstruksi para pengadil instansi negara)

“Tikus tak pernah jalan sendiri”.
Bagaimana menyelamatkan Instansi penegakan hukum dan menstimulasinya.

Pendahuluan
Pemerintah pada dasarnya mempunyai peran aktif dalam menyelenggarakan negara untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, khususnya terhadap problematika yang dihadapi Indonesia, pemerintah harus mampu mengatasi dan memberikan penyelesaian atau solusi sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Korupsi merupakan salah satu tugas wajib pemerintah untuk menyelesaikan dan mengatasi agar orientasi memperkaya diri yang dilakukan oleh aparatur negara dapat diminimalisir bahkan di hilangkan.
Institusi, sebagai  lembaga atau  sesuatu yang dilem-bagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan (seperti perkumpulan, paguyuban, organisasi sosial dan diartikan pula sebagai gedung tempat diselenggarakannya kegiatan perkumpulan atau organisasi memiliki peranan penting dalam penegakan hukum, dimana kasus-kasus hukum yang kini kian marak bahkan menjamur dikalangan pejabat negara.
Intsitusi penegakan hukum yang ada di Indonesia sendiri seperti halnya Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pengadilan merupakan lembaga yang berwenang dalam menangani pemberantasan kasus korupsi. Dari ke empat lembaga ini KPK memiliki peran khusus dalam memberantas kasus korupsi, KPK harus lebih memiliki nilai dan integritas yang tinggi sehingga wewenang yang telah diberikan berdasarkan ketentuannya dapat dijalankan dan diimplementasikan dengan baik. Dari ke empat lembaga tersebut dapat juga dimungkinkan adanya pihak-pihak tertentu akan terlibat dalam kasus korupsi, karena perlu kita ketahui bahwa korupsi itu bukan personal tetapi corporation atau kelompok, kecil kemungkinan bahwa korupsi hanya di lakukan oleh seorang saja, pasti ada pihak-pihak lain yang terlibat dalam kasus korupsi untuk memperlancar urusan yang menyimpang dari ketentuan.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Pantaskah kita untuk sombong (manifestasi kuasa Allah dalam proses penciptaan manusia, alam dan bintang)

Berawal dari sebutir biji, satu pohon itu tumbuh, kemudian muncullah bunga, berbuah hingga akhir kembali ada biji yang kembali bisa ditanam dan terus menghasilkan buah, menanam padipun berawal dari sebutir biji padi kemudian tumbuh tunas-tunas dan muncullah bulir-bulir yang menghasilkan lebih tidak lagi satu biji untuk kemudian kau tebarkan, tanam kemudian tuai kembali.
Begitupun manusia yang berawal dari setetes air hina bernama mani(Nutfah), kemudian dengan kuasa Allah mani itupun berubah menjadi segumpal darah(Alaqah) kemudian tahap ketiga adalah perubahan segumpal darah/ Alaqah menjadi segumpal daging (Mudghah)  dan kemudian Allah jadikan daging itu menjadi “izam dan lahm” yaitu pembentukan tulang yang kemudian ditumbuhi oleh otot-otot, dan kemudian Allah jadikan proses selanjutnya yaitu tidak lagi sebagai bentuk embrio tapi sudah dalam bentuk janin, dan ukurannnya pun terus berkembang dalam hal ini Al Qur’an menyebutnya sebagai  “Nasy’ah Khalqan Akhar” dan hingga pada tahap ke-enam yaitu peniupan Ruh atau dalam Al Qur’an disebut sebagai “Nafkhur-Ruh”. Proses penciptaan manusia secara rinci adalah sebagai berikut:
“…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim)…” (QS. Az Zumar (39) : 6).
Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia mengendalikan alam semesta menurut kehendak-Nya sesuai fungsi dan peran yang spesifik. Berikut adalah proses kejadian manusia menurut Al-Qur’an:

Tahapan Pertama
NUTFAH : Yaitu tahapan pertama bermula selepas persenyawaan atau minggu pertama. Dimulai setelah berlakunya percampuran air mani
Maksud firman Allah dalam surah al-Insan : 2
” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada setitis air mani yang bercampur yang Kami (hendak mengujinya dengan perintah dan larangan), kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat “
Menurut Ibn Jurair al-Tabari, asal perkataan nutfah ialah nutf artinya air yang sedikit yang terdapat di dalam sesuatu bekas samada telaga, tabung dan sebagainya. Sementara perkataan amsyaj berasal daripada perkataan masyj yang bererti percampuran
Berasaskan kepada makna perkataan tersebut maksud ayat di atas ialah sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan manusia daripada air mani lelaki dan air mani perempuan.
Daripada nutfah inilah Allah menciptakan anggota-anggota yang berlainan, tingkah laku yang berbeda serta menjadikan lelaki dan perempuan. Daripada nutfah lelaki akan terbentunya saraf, tulang dan fakulti , manakala dari nutfah perempuan akan terbentuknya darah dan daging

Rabu, 16 Oktober 2013

Mencapai Puncak Khusyu'

Kelahiran manusia di dunia ternyata merupakan tahap perjalanan yang harus dilalui, dalam tahap perjalanan haqiqi untuk mencapai kehidupan yang sebenarnya, dalam hal ini kehidupan manusia dihadapkan pada beberapa realita yang begitu berwarna, beragam serta bervariasi manusia memiliki tahap untuk berproses mulai sejak awal dia membuka mata dan menghirup udara, sampai akhirnya dia menutup mata dan harus berhenti bernafas.

Tuhan (baca: Allah) sebagai pencipta telah menciptkan manusia, hewan dan tumbuhan dimukan bumi sebagai bukti kekuasaan dan kebesarannya, bukti keberadaan dan kekuasaan-Nya ini tentu harus dipahami disadari serta dimengerti oleh makhluknya khusunya manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah dengan paling sempurnanya bentuk, dengan memiliki akal dan hati dan pikiran, manusia bisa lebih mulia dari malaikat, pun bisa lebih bejat dari hewan, hal itu tentu dipengaruhi oleh bangaimana kita mengatur dan mempola diri menjadi manusia yang betul betul sebagai manusia yang kaffah.

Kehidupan manusia didunia yang telah Allah berikan sebenarnya merupakan peluang serta kesempatan yang sebenarnya amat sangat sayang sekali untuk dilewatkan sia-sia begitu saja, betapa tidak umur manusia yang hanya sebatas "rambut jagung" jika dibandingkan dengan kehidupan setelah kematian hanya amat sangat begitu singkat, dengan begitu seharusnya manusia bisa sadar dan memahami bahwa kehidupan didunia ini ibarat orang yang sedang berada diujung tanduk, seakan-akan ia akan jatuh dari tebing tinggi, seharusnya ia memegang erat dan menjaga keseimbangan selagi ia bisa, jangan malah enteng dan lupa hakikat hidup yang sebenarnya yaitu berpegang teguh kepada pencipta, berpegang teuh kepada Allah

Mengutip redaksi para waliyullah tentang Allah, seperti halnya pendapat sunan Gunung jati bahwa "Adapun Allah itu adalah berwujud haq"  pendapat Sunan Giri-Pun berbeda "Allah itu adalah jauhnya tanpa batas, Dekatnya tanpa rabaan"  Sunan Bonang berkata: "Allah itu tidak berwarna, tidak berupa, tidak berarah, tidak bertempat, tidak berbahasa, tidak bersuara, wajib adanya, mustahil tidak adanya.; Sunan Kalijaga menyatakan, Allah itu adalah seumpama memainkan wayang, Syekh Maghribi berkata, Allah itu meliputi segala sesuatu. meihat berbagai pendapat para wali ini menyimpulkan bahwa setiap kepala memang memiliki keyakinan yang berbeda, tingkatan yang berbeda serta pendapat yang berbeda, terlepas dari itu semua adalah bagaimana kita meyakini dengan  "Haqqul yakin" bahwasanya Allah-lah Dzat yang memang harus selalu kita ingat untuk selalu berpegang teguh dan memohon.

Minggu, 16 Juni 2013

Istiqomah dan bagaimana memaknai falsafah hidup



Orang bijak mengatakan beberapa hal tentang makna, hidup itu adalah sebuah pilihan, Pilihlah jalan hidupmu untuk masa depanmu yang lebih bermakna, Hidup adalah sebuah perjuangan, berjuanglah untuk masa depan hidupmu yang lebih baik. Hidup adalah kenangan, maka lukislah dan buatlah kenangan seindah dan se-menarik mungkin di setiap inci anda hidup, Hidup adalah merunduk seperti padi, terbang tinggi seperti burung camar, jalani hidup dengan tawaduk dan merunduk seperti padi, dan terbanglah setinggi mungkin merebut cita-cita dan harapan.
Orang yang mampu memaknai hidup akan tahu, paham, serta mengerti bagaiamana harus mengarungi perjalanan hidupnya, orang yang mampu membaca keadaan sekitar akan mampu memposisikan dirinya dalam kehidupan sosial, Orang bisa memilih jalan hidup dengan baik, ia akan akan mendapati jalan yang tepat dan benar,  orang yang mau berjuang dalam hidup, ia akan mendapatkan apa-apa yang dia perjuangkan dalam hidupnya, orang yang berhasil membuat kenangan indah dalam hidupnya, ia akan tersenyum disaat semuanya telah berakhir dan orang yang tawaddu’ serta optimis menggapai cita-cita, sejarah akan menulisnya dalam kisah hidup dunia.
Sebaliknya, orang yang hidup tanpa tidak bisa memilih satu pilihan yang benar dalam hidup, ia akan terus terjerumus dijalan yang ia pilih, orang yang tidak mampu membaca hidup sekitar ia akan mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan, orang yang tidak mau berjuang mengalahkan hidup, ia akan merasakan betapa hidup in amat keras dan teramat sulit, Dan Orang yang Hidup dengan takabbur serta sombong suatu saat ia akan melihat balasan kesombongannya itu. Orang yang hidup tanpa mau memahami makna dan falsafah hidup, hidupnya seakan berjalan tanpa lurus tanpa bisa mengambil pelajaran hidup, karena tidak memaknai kehidupan.
Seorang yang memiliki komitmen dan jati diri kuat akan tahu kemana ia harus berjalan, kemana ia harus melangkah serta kemana ia menentukan sebuah pilihan,  ia akan memilih satu titik untuk ia jalani, untuk ia tempuh hingga mencapai nilai akhir, Ia tahu bagaimana ia harus bertindak fokus dan istiqomah dalam menjalani pilihannya, ia benar-benar menyadari bahwa komitmen fokus dan istiqomah menjalani sebuah pilihan adalah satu titik terang menapaki tangga-tangga hidup, The Power of Focus
ketika menjalani sebuah kehidupan sering kali kita dihapkan dengan beberapa problematika hidup, pilihan hidup serta, serta beberapa langkah yang harus ditempuh, terkadang banyak rencana serta angan-angan yang dibuat serta ditumpuk namun hanya sekedar angan angan tanpa aksi dan “Eksekusi”. Angan-angan tetaplah menjadi angan-angan, Mimpi akan tetap menjadi mimpi manakala kita tidak melangkah, manakala kita tidak bangun, bukankah cara terbaik dalam menggapai mimpi menjadi kenyataan itu adalah “Bangun”.
Para mahasiswa yang hidup dalam sebuah atmosfer akademik yang kental, akan dipertemukan dengan beberapa pilihan, antara kuliah, jalan-jalan, dan mungkin bermalas-malasan, antara membagi waktu kuliah, kerja dan menyelesaikan tugas-tugas yang disuguhkan. Dalam hal ini mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu bergelut dalam kajian-kajian teoritis, yang berada di jurusan saint dan teknologi  atau eksakta tidak hanya bergelut dalam dunia saintifis saja, laboratorium dan teori hanya sebagai alat yang mengantarkan kepada bagaimana menarik benang merah dari apa yang sedang dipelajarinya, Disini mahasiswa diharapkan pula mampu untuk memaknai serta “menafsiri” setiap peristiwa yang ada di sekelilingnya serta menjadikannya suatu pelajaran hidup untuk dirinya dan orang disekitarnya.
 Diamanapun kita belajar pada dasarnya akan dihadapkan pada beberapa pilihan yang terkadang membuat kita bingung dalam memnetukan langkah, diamanapun kita berada akan kita temui beberapa pelajaran yang bisa temui, bisa kita petik, serta jadikan pelajaran bermakna untuk bekal hidup selanjutnya, Ke-istiqomahan, Fokus  serta komitmen untuk menyelesaikan masalah. Mahasiswa Seharusnya tidak hanya mampu untuk hidup disatu hari saja tanpa prediksi dan pandangan jauh tentang masa depan, namun mahasiswa harus memiliki insting yang tajam tentang masa depan.
Begitulah kemampuan dalam memahami makna serta falsafah hidup dengan memahami alur kehidupan sekitar kita bisa memiliki pelajaran yang luar biasa dari setiap hikmah yang bisa kita ambil, kita petik serta kita teladani, orang pintar itu selalu membaca, menelaah serta meneliti, namun membaca bukan terbatas hanya memahami teks dalam sebuah tulisan, namun bagaimana menafsiri kontek dalam alunan nada-nada hidup. (Al ‘Alaq;1)

Minggu, 19 Mei 2013

Wasiat Terakhir Imam Al-Ghazali

Imam Ghazali terbangun pada dini hari dan sebagaimana biasanya melakukan shalat dan kemudian beliau bertanya pada adiknya, “Hari apakah sekarang ini?” 
Adiknya pun menjawab, “Hari senin.”
Beliau kemudian memintanya untuk mengambilkan sajadah putihnya, lalu beliau menciumnya, Menggelarnya dan kemudian berbaring diatasnya s…ambil berkata lirih, “Ya Allah, hamba mematuhi perintahMu,”
… dan beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya.Di bawah bantalnya mereka menemukan bait-bait berikut, ditulis oleh Al-Ghazali ra., barangkali pada malam sebelumnya.
“Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku, mati Menangis untukku dan berduka bagiku
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku
Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku,
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging
Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu.
Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi,
Dibentuk oleh debu ,yang menjadi singgasanaku,
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sbg kenangan
Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku
Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi,
Hingga hari ini , aku sebelumnya mati, meskipun hidup diantara mu.
Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kubur ku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih
Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.
Rumah kalian bukanlah tempat ku lagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tapi itu adalah kehidupan,
Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,
Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang
Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada KaruniaNya dan datanglah tanpa takut.
Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya
Badan badan yang berasal sama
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita
Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.

Kamis, 09 Mei 2013

Ibrahim Pernah Atheis, Apa benar? (Konsep ketuhanan dan Kekuaasan Tuhan)



Saat ditanya tentang kebenaran dan adanya suatu hakikat tentu saja setiap orang tidak bisa menelannya dengan satu tegukan tanpa memiliki pengetahuan serta banyak hal yang diketahui dari suatu objek tersebut, dalam atmosfer pendidikan  banyaknya aliran serta pertukaran mindset,  pendapat serta pengetahuan yang bebas tanpa adanya mediasi serta “Filter” yang seharusnya menengahi serta menyaring  sebuah pemikiran dan seharusnya bisa dikendalikan, namun  malah membuatnya beralih ke jalan yang perlu untuk diluruskan, perlu digaris bawahi bahwa Tuhan sendiri memiliki 3 kosep yang menjadikannya dikenal Tuhan berbeda dengan segala yang ada kecuali Dia, adapun 3 konsep tadi adalah:
1.      Mutlak: mutlak disini diartikan sebagai absolut tidak terbatas La haula wala Quwwata illa Billahi
2.      Distinct; distinct disini adalah berbeda Tuhan sudah pasti berbeda dengan ciptaan-Nya, karena segala sesuatu selain Dia adalah mahkluk sedangkan Dia sendiri adalah sang Khaliq.
3.      Unique; disini diartikal sebagai zat yang tunggal tak ada menyerupai Dia, Dia-lah yang satu.
 Banyak hal yang dirasakan di beberapa kampus tentang pertanyaan yang mungkin saja belum terlintas dalam pikiran seorang pelajar muslim, seperti halnya bagaimana sejarah Tuhan? Kenapa kita harus sholat dengan menutup aurat dsb, pertanyaan- pertanyaan seperti itu sebenarnya kerap kali menjadi sasaran empuk para orientalis, serta bahan serangan Kristenisasi sebagai “tombak” penggoyah keyakinan bagi pelajar muslim yang mungkin saja perlu mengkaji lebih jauh bagaimana menyaring perdebatan serta diskusi “lesehan” yang mungkin saja membuat keyakinan menjadi goyah bahkan berubah, naudzu billahi min dzalik.

Rabu, 08 Mei 2013

Memahami jalan yang lurus


Setiap hari paling sedikit 17 kali kaum muslim bermohon agar diantar menuju “Shirat al Mustaqim’’ yang bisa diterjemahkan dengan “jalan  yang lurus” menarik untuk diketahui bahwa dalam basa Al Qur’an, kata “shirat” berati “Jalan yang lurus”, katakanlah semacamjalan tol” . kata ini terambil dari kata akar yang berarti “menelan”. Seakan-akan, karena luasnya, ia menelan pejalan yang lalu lalang disana. Seorang yang menelusuri jalan tol, bila tersesat, dia akan sampai ke tujuan dengan cepat karena jalan tersebut bebas hambatan
Al-Quran juga menggunakan istilah ”sabil” dalam arti “jalan”. Namun jika diamati, kata ini berbeda dengan Shirat-  digunakan oleh Al Quran dalam bentuk tunggal dan jamak serta dirangkaikan dengan sesuatu yang menunjuk kepada Tuhan seperti kata “Sabilillah” dan “Sabula rabbina”, atau juga dirangkaian dengan hamba-hamba Tuhan yang taat dan yang durhaka ( sabil al muttaqin dan sabil al mujrimin) . Kalau demikian halnya, ternyata banyak “Sabil” (banyak jalan). Dan banyak jalan menyebabkan seseorang harus selalu berhati-hati jangan sampai terjerumus ke jalan yang sesat. Carilah jalan lurus yang tidak berliku-liku agar selamat.

Selasa, 07 Mei 2013

Prof. Quraish Shihab: “Musibah; Rahmat atau Murka Tuhan?”



Musibah dalam bahasa Indonesia diartikan “bencana”, “kemalangan”, “cobaan”. Dalam Al-Quran ada 67 kali kata yang seakar dengan kata musibah dan 10 kali kata musibah. Musibah pada mulanya berarti “sesuatu yang menimpa atau mengenai”. Sebenarnya sesuatu yang menimpa itu tidak selalu buruk. Hujan bisa menimpa kita dan itu dapat merupakan sesuatu yang baik. Memang, kata musibah konotasinya selalu buruk, tetapi karena boleh jadi apa yang kita anggap buruk itu, sebenarnya baik, maka Al-Quran menggunakan kata ini untuk sesuatu yang baik dan buruk (QS. Al-Baqarah : 216)
Al-Quran mengisyaratkan bahwa tidak disentuh seseorang oleh musibah kecuali karena ulahnya sendiri, tetapi disisi lain, ketika Al-Quran berbicara tentang balâ`, dikatakannya musibah itu datang dari Allah swt. Tidak ada musibah yang terjadi kecuali atas izin Allah ketika kita berbicara tentang bala (yang diartikan juga bencana). Sebenarnya bala pada mulanya berarti “menguji” bisa juga berarti “menampakkan”. Seseorang yang diuji itu dinampakkan kemampuannya.
Itu sebabnya Allah swt menyatakan: “Allah yang menciptakan hidup dan mati untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al-Mulk : 2). Kita lihat ujian/bala datangnya dari Tuhan. “Kami pasti akan menguji kamu sampai Kami tahu siapa orang-orang yang berjihad di jalan Allah dan bersabar.” (QS. Muhammad : 31) Allah menurunkan bala tanpa campur tangan manusia. “Kami pasti menurunkan sedikit rasa takut, sedikit rasa lapar… Berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 255)

Jumat, 03 Mei 2013

Peran Mahasiswa Sebagai Tunas Bangsa




Indonesia dan SDA
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah tentu memiliki keberuntungan yang amat sangat luar biasa, dari sini kita bisa melihat secara riil dimana pada sepanjang penjuru Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang harus dimanfaatkan dan bisa dijadikan sebagai modal untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju, menjadikan pemasukan negara yang semakin melimpah, kerjasama yang luas dan semakin dikenal di ranah Internasional, Sumber Daya Alam (SDA) yang telah ada di negeri kita bisa dimanfaatkan dengan baik dan bisa menjadi pemasukan besar bagi bangsa jika saja pengelolaannya dilakukan secara benar, jujur serta tidak “ceroboh”
SDA yang melimpah di Indonesia ini ternyata sudah tercium oleh bangsa-bangsa lain, itu sebabnya mengapa Belanda sangat ingin memiliki ranah Indonesia sebagai tanah airnya, begitu pula jepang yang rela mati-matian untuk merebut bumi indonesia untuk mereka miliki, mereka tahu, mereka paham betul letak negara Indonesia yang begitu strategis, begitu luar biasa, banyak tambang-tambang yang dimiliki Indonesia, tambang-tambang minyak, batubara, Timah dan Emas, selain itu letak Astronomis Indonesia yang strategis menjadikan Indonesia memiliki ruang lingkup yang indah, alam yang asri, tanah subur yang mampu menumbuhkan banyak tanaman, buah, bunga, serta rempah-rempah sebagai pemasukan negara yang sangat menguntungkan, selain itu di semenjung pantai di sepanjang pinggiran pulau Indonesia sangat berkompeten untuk menghasilkan garam yang luar biasa, secara kasat mata mampu menghasilkan garam yang lebih dari cukup untuk kebutuhan negeri ini bahkan diprediksikan mampu di-ekspor ke negara-negara luar yang seharusnya membutuhkan, tidak hanya itu perairan laut yang dimiliki bangsa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, ikan-ikan laut bisa menjadi sarana serta aset besar untuk meningkatkan ekspor ke luar negeri, ikan hias, juga terumbu karang yang indah juga memilki suntikan positif untuk perkembangan dan kemajuan Indonesia.

Selasa, 23 April 2013

Akal manusia dan bagaimana Mensyukurinya


Kelahiran manusia yang sudah ditentukan oleh sang maha kuasa Allah swt. Merupakan salah satu alasan bagi kita untuk selalu mensyukuri nikmat yang Allah berikan, kelahiran setiap individu/ manusia di muka  bumi ini adalah sebuah pilihan dan ketentuan dari Allah untuk kita hidup dan menghidupi serta memperbaiki kehidupan dimuka bumi
Syukur disini tentu menjadi satu topik  urgen yang mungkin bisa dijadikan sebagai landasan utama bagi setiap manusia mengapa syukur itu perlu dilakukan, adapun kata syukur yang bisa diambil dan diucapkan dalam Al Qur’an adalah Alhamdu Lillahi, kalimat ini menunjukkan tentang bagaimana seharusnya kita bersyukur kepada Allah sebagai Tuhan yang kita sembah, kita percaya serta kita yakini, dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui bahwa banyak contoh syukur yang mungkin bisa diambil, seperti halnya bagaimana memanfaatkan waktu sebaik mungkin, bagaimana menggunakan barang yang kita miliki se-efisien mungkin, serta bagaimana memposisikan diri menjadi orang yang bermanfaat, itu merupakan salah satu bentuk syukur dalam kehidupan sehari hari kita.
Imam Jalaluddin Al mahalli dan Imam jalaluddin As suyuti mengartikan kalimat Al HAmdu lilahi ; (segala puji) Puji ialah menggambarkan kebaikan, yang bersifat (bagi Allah) Mahatinggi Dia. Apakah yang dimaksud Alhamdulillah ini bersifat pemberitahuan  untuk diimani, atau dimaksudkan hanya untuk memuji kepada-nya belaka, atau dimaksudkan untuk keduanya. Memang didalam menanggapi masalah ini ada beberapa hipotesis, tetapi yang lebih banyak mengandung faedah (baca; manfaat) adalah pendapat yang ketiga yaitu untuk diimani sekaligus sebagai pujian kepadanya.[1].

Senin, 08 April 2013

The Power Of Focus



Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pencipta langit, bumi dan isinya, Dia-lah Tuhan yang berhak kita sembah, kita puja, dan kita banggakan, karena-Nya kita masih bisa tersenyum, tertawa, juga masih bisa menikmati nikmat yang tak terhitung sampai saat ini, Dia-lah Tuhan tak ada sekutu bagi-Nya. Dialah pencipta Maha sempurna tanpa cacat sedikitpun, Pencipta alam dan seisinya dengan pengetahuan yang luar biasa, Maha besar Allah.
Allah sebagai pencipta seluruh galaksi, langit dan bumi, alam dan seisinya, serta semua hal yang mungkin belum kita ketahui sampai saat ini, memberi peluang bagi kita untuk menggali ilmu pengetahuan di sekeliling kita, kita bisa belajar banyak hal dari apa yang telah Allah ciptakan, mencari tahu apa yang belum kita ketahui, mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang pernah kita alami atau dari pengalaman orang lain, Allah memberi banyak perumpamaan dari apa yang Dia ciptakan untuk kita pelajari, untuk kita tiru serta kita jadikan pelajaran untuk hidup kita, banyak hal yang bisa kita ambil, kita pelajari, serta kita tiru dari apa yang telah Allah ciptakan untuk kita, layaknya penciptaan sebuah helikopter dimana penciptaannya terinspirasi dari hewan kecil bernama “Capung” dari hewan inilah sistem operasi yang ada pada helikopter tersebut dipakai, sifat-sifat yang diambil serta karakteristik yang digunakan dalam operasionalnya tercermin dari sifat yang dimiliki hewan kecil tersebut, selain itu ada pula hal menarik tentang sistem yang digunakan kapal selam, salah satu kapal selam buatan jerman berhasil mengadopsi sistem dari ikan lumba-lumba, inspirasi ini berawal dari penemuan yang ditemukan oleh seorang ilmuan jerman, Ia berhasil mempelajari desain kulit lumba-lumba yang elastis serta tidak terhalang oleh tekanan air, secepat apapun lumba-lumba berenang , ikan tersebut tidak memiliki tekanan air yang begitu berat menghalanginya berenang, sehingga ia sangat leluasa dan sangat menguasai sistem berenang yang baik, desain kulit yang dimiliki lumba-lumba ini, berhasil dipelajari dan ditiru pada permukaan kapal selam, sehingga berhasil mengubah 210% kecepatan dari kecepatan semula (Teknologi Di alam; Harun Yahya, 2010)

Wanita Dan Jilbab

Puji syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan, nikmat Iman, islam, nikmat sehat dan semua nikmat yang telah Allah berikan, sungguh beruntunglah  mereka yang bisa mensyukuri nikmat Allah, walaupun hanya sedikit saja dari hamba-Nya yang mau bersyukur, shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada nabi kita Muhammad s.a.w, yang selalu mengajari, mendidik, serta memberikan arahan yang membantu kita menuju jalan yang diridhoi Allah, Sosok Muhammad yang begitu kharakteristik, tegas, serta menjadi panutan dalam ssegala urusan, namun beliau juga lemah lembut terhadap wanita, pengertian, serta mampu memberikan gambaran, bagaimana seharusnya bersikap kepada seorang wanita, dijelaskan dalam sebuah riwayat, bahwa beliau selalu berpesan agar wanita selalu dijaga, dijaga kehormatannya, tingkah lakunya, serta segala hal yang bisa menurunkan martabat seorang wanita, sebagai nabi utusan beliau tentu paham betul apa yang akan terjadi, semua itu tak luput dari kehendak Allah, lantas, mengapa nabi berpesan khusus`untuk menjaga  wanita?
‘’Dunia adalah sebuah perhiasan, dan paling baiknya perhiasan adalah wanita yang solehah” , dalam hal ini wanita diberikan posisi yang luar biasa, wanita diibaratkan sebagai paling baiknya, paling sempurnanya perhiasan yang ada di dunia, tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri yang harus dirasakan serta disyukuri, Wanita merupakan perhiasan yang paling indah, semua orang ingin memilkinya, semua laki-laki pasti tertarik dengan wanita yang “berlabel”  perhiasan yang paling sempurna tersebut, namun wanita bagaimanakah yang dimaksud?,

Sabtu, 06 April 2013

Dunia itu tergantung Pada Diri kita ( Al Amien Prenduan, UIN Maliki Malang dan Prof. Dr. H. Imam Suprayogo)


Berbicara tentang hidup, mungkin setiap makhluk yang bernyawa memiliki keinginan serta kemauan untuk bisa meraih hidup yang baik, enak, serta layak, bahkan mungkin tak sedikit pula yang meimiliki cita-cita untuk bisa hidup dengan ukuran kehidupan yang mewah, namun apakah kehidupan yang demikian itu perlu.
Dalam sebuah kata bijak disampaikan bahwa; “Paling baiknya manusia adalah siapa yang bisa bermanfaat bagi orang lain”. Satu kata ini saya jadikan motivasi diri yang selalu saya pegang dalam suatu kehidupan.
Berawal dari keinginan orang tuaku untuk menyekolahkanku serta menempatkanku di sebuah pondok unutk menuntut ilmu di pesantren, ketika mereka menyampaikan hasratnya, sungguh hati ini tak sanggup untuk menolak, kala itu, yang ada hanyalah bagaimana aku bisa membuat mereka (orang tua; Red) senang serta bangga. Akhirnya aku mulai belajar banyak tentang agama seperti bahasa arab dasar, bagaimana cara beribadah yang baik serta memahami dan belajar banyak tentang tajwid (ilmu cara membaca Al Qur’an dengan baik dab benar), dengan begitu saya berharap bisa lulus seleksi dengan baik dan memuaskan, meski terbesit dalam hati serta sadar betul berat rasanya meninggalkan kampung halaman untuk nyantri  dan mematuhi disiplin pesantren yang bagi saya pribadi terkesan kuno dan kolot. Apalagi saat itu umur saya masih menginjak umur remaja, masih kanak-kanak, tepatnya saya barus saja lulus SD.

Senin, 01 April 2013

Malam ini aku,,_ (Satu surat kecil untuk seorang gadis disana)

Malam ini aku

Saat ku tahu seorang gadis bisikkan kabar tentangmu
saat malam mulai larut, sesekali tekuk burung hantu terdengar
sesekali sayap kelelawar menghampiri bayang daun-daun dipinggir sungai dangkal itu
aku mendengar kabar tentangmu
dirimu yang sampai saat ini tak bisa aku lupakan
tentang mu yang setiap langkah aku mengingat senyummu
tentang dirimu yang membuat tatapanku terpaku
tentangmu yang pernah tinggal di jiwa terdalamku
tentangmu yang dulu membuat hari-hariku selalu berarti
tentangmu yang menjadikan setiap detik begitu berharga
tentangmu yang sampai saat ini aku tak bisa melupakanmu
tapi entahlah,..

Aku Dan Gadis Merah Jambu Itu


Tak seperti biasanya, cuaca yang menyapa siang hari itu begitu dingin, helai-helai bulu kulitku kadang berdiri, kadang juga kupeluk erat buku besar bahasa arab yang menjadi panduanku belajar dikelas, sesekali aku juga menggigil menggosok-gosok tanganku yang lembab karena bulir-bulir gerimis, dan disitulah kutemukan sedikit kehangatan.
Jam kuliah siang yang harus aku ikuti memang terasa begitu berat, berjalan kaki menuju kelas dengan cuaca dingin rasanya terhimpit dalam sebuah angan, rasa malas, enggan untuk beranjak, dan mungkin ada pilihan lain, yang lebih nikmat yaitu berdiam diri dikamar dan memejamkan mata hinggga tertidur, namun kebetulan saja hari ini aku semangat masuk kelas, mungkin karena keseringan aku berteman dengan rasa malas, hingga kini aku malas untuk kembali malas, kini aku harus semangat membuka hari-hari baru, aktivitas baru dan meninggalkan rutinitas “berbaring nikmat diatas kasur” alias tidur siang.

Jumat, 15 Maret 2013

Islam, Negara dan Pancasila (reformulasi konsep negara perspektif Islam dan pancasila) Negara adalah pohon keluarga antara Pancasila sebagai anak, dan Islam sebagai ‘Madrasah al ula’.



Jangan keliru, yang namanya penjajah tidak harus mereka yang dari luar ingin merampas negara lain. Pribumi sendiripun adalah penjajah jika mereka tidak mampu memahami negaranya sendiri dan lebih membanggakan negara lain. Menyalah artikan makna ideologi yang dianut, dan berlatar belakang perbedaan prinsip menyebabkan sebuah perpecahan seperti ‘lautan’, dia bukan pemisah melainkan pemersatu bangsa. Sekilas itulah pandangan global tentang negara yang satu ini; negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, alam dan bahasa layaknya tanah surga; katanya. Masyarakat yang heterogen cukup mewakilkan keberanekaragaman perspektif dan ideologi, tapi itulah Indonesia yang saya banggakan dapat bersatu dengan bahasa Indonesia seperti air laut yang menyambungkan pulau-pulau; Bhineka tunggal ika. Indonesia sebagai negara yang memutuskan menganut paham demokrasi dalam memimpin. Meski berbeda dengan negara demokrasi lainnya yang menganut liberalism, Indonesia pun adalah negara republik pemersatu. Itulah sebabnya mengapa demokrasi di Indonesia berbeda dengan negara bebas lainnya karena Indonesia memiliki landasan terhebat sebagai filosofis agung; Pancasila. Keberanekaragaman yang dilandaskan atas negara republik dengan sistem demokrasi dan landasan pancasila mampu mewujidkan Indonesia sebagai negara republik karena bersepakat untuk menyatukan keberanekaragaman tersebut dimana hampir 18 ribu pulau dengan beribu-ribu suku bangsa dan bahasa di Indonesia ada. Dan inilah keunikan Indonesia, yang demi bangsa dan negaranya bersepakat memakai bahasa Indonesia; karena Pancasila. Pancasila merupakan bentuk usaha para pejuang dimana proklamasi belum sepenuhnya mampu membebaskan Indonesia dari penjajahan yang dibuktikan dengan catatan sejarah tentang peristiwa-peristiwa yang datang kemudian hari. Pancasila terlahir atas musyawarah, mufakat kebersamaan untuk mengedepankan kepentingan anak bangsa oleh anak bangsa dan untuk anak bangsa dikemudian hari. Lima butir pilar inilah yang kemudian mencetak misi dan visi Indonesia kemudian yang berketuhanan yang Maha Esa, kerayakyatan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Belum lagi jika kita melihat lima lambang dalam Pancasila seperti rantai yang menggambarkan ukhuwah dalam Islam dan persatuan dalam negara.
Ahmad Syafi`i Ma`arif, Dalam “Islam dan Pancasila Sebagai Dasar Negara; Studi tentang Perdebatan dalam Konstituante’’; Umat Islam Indonesia, tak bisa ditepis memang memiliki idealisme tentang Indonesia yang islam serta Indonesia yang “Madani”. Sayang, sebagian besar dari mereka di mata Syafi`i masih kekurangan visi yang cukup dan kemampuan intelektual dalam memahami jiwanya yang dinamik dan kreatif. Tetapi –sekali pun tak berhasil— perjuangan umat Islam Indonesia dalam menegakkan dasar Islam di sidang Majelis Konstituante tahun 1950-an, adalah bagian dari upaya membumikan Islam cita-cita dalam konteks politik kenegaraan sebagaimana yang dipahami wakil partai Islam.
Selain merujuk kehidupan zaman nabi, wakil partai Islam merujuk teori politik Islam sebagaimana yang digagas Jamal ad-Din al-Afghani, Abduh, Rasyid Ridha, dan lain-lain. Dari modernisme Islam yang diwariskan para pendahulu itu, wakil-wakil Islam seperti Tjokroaminoto, Agus Salim, Sukiman dan Natsir hendak membangun pilar Islam sebagai dasar negara di bumi Indonesia.
Islam adalah agama damai dan universal kekal akhir zaman. Ajarannya fleksibel dan sesuai dengan keadaan kaumnya tanpa mengubah syariah dan ketetapan hukum ‘pasti’. Dalam Islam, manusia sebagai ciptaan yang paling sempurna akan menjadi insan kamil jika dia mampu menjadi manusia yang tenang, dengan selalu mengingat Tuhannya. Ini sesuai dengan sila pertama dimana masyarakat memiliki Tuhan yang Esa yang dianutnya yang kemudian mampu melahirkan manusia-manusia yang senantiasa menciptakan keadilan dan kepedulian terhadap sekitar. Pun dengan musyawarah dan mufakat yang ada dalam demokrasi dimana setiap masyarakat berhak mengeluarkan pendaptnya. Nilai-nilai ini tertanam kuat dalam Islam jauh sebelum republik Indonesia berdiri dan Pancasila dimusyawarahkan. Maka tak ada wajah lain dalam negara Indonesia sebagai pohon keluarga sebagaimana penuturan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi dalam “Hubungan Islam dan Negera Pancasila di Era Reformasi : Suatu Tinjauan Kritis”; pancasila sebagai anaknya dan Islam sebagai ibunya dimana demokrasi di Indonesia tidak bisa disamakan dengan demokrasi negara bebas lainnya karena Islam mempunyai aturan tersendiri.


*Disampaikan pada presentasi lomba Essay hukum Fakultas Syariah UIN Maliki Malang 12 Nopember 2012