Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam, pencipta langit, bumi dan isinya, Dia-lah Tuhan yang berhak kita
sembah, kita puja, dan kita banggakan, karena-Nya kita masih bisa tersenyum,
tertawa, juga masih bisa menikmati nikmat yang tak terhitung sampai saat ini,
Dia-lah Tuhan tak ada sekutu bagi-Nya. Dialah pencipta Maha sempurna tanpa cacat
sedikitpun, Pencipta alam dan seisinya dengan pengetahuan yang luar biasa, Maha
besar Allah.
Allah sebagai
pencipta seluruh galaksi, langit dan bumi, alam dan seisinya, serta semua hal
yang mungkin belum kita ketahui sampai saat ini, memberi peluang bagi kita
untuk menggali ilmu pengetahuan di sekeliling kita, kita bisa belajar banyak
hal dari apa yang telah Allah ciptakan, mencari tahu apa yang belum kita
ketahui, mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang pernah kita alami atau
dari pengalaman orang lain, Allah memberi banyak perumpamaan dari apa yang Dia
ciptakan untuk kita pelajari, untuk kita tiru serta kita jadikan pelajaran
untuk hidup kita, banyak hal yang bisa kita ambil, kita pelajari, serta kita
tiru dari apa yang telah Allah ciptakan untuk kita, layaknya penciptaan sebuah
helikopter dimana penciptaannya terinspirasi dari hewan kecil bernama “Capung”
dari hewan inilah sistem operasi yang ada pada helikopter tersebut dipakai,
sifat-sifat yang diambil serta karakteristik yang digunakan dalam operasionalnya
tercermin dari sifat yang dimiliki hewan kecil tersebut, selain itu ada pula
hal menarik tentang sistem yang digunakan kapal selam, salah satu kapal selam
buatan jerman berhasil mengadopsi sistem dari ikan lumba-lumba, inspirasi ini
berawal dari penemuan yang ditemukan oleh seorang ilmuan jerman, Ia berhasil
mempelajari desain kulit lumba-lumba yang elastis serta tidak terhalang oleh
tekanan air, secepat apapun lumba-lumba berenang , ikan tersebut tidak memiliki
tekanan air yang begitu berat menghalanginya berenang, sehingga ia sangat
leluasa dan sangat menguasai sistem berenang yang baik, desain kulit yang
dimiliki lumba-lumba ini, berhasil dipelajari dan ditiru pada permukaan kapal
selam, sehingga berhasil mengubah 210% kecepatan dari kecepatan semula
(Teknologi Di alam; Harun Yahya, 2010)
Sedikit
belajar dari seorang penemu, ilmuan cerdas yang berhasil mengukir sejarah
gemilang dalam kehidupan manusia, seperti halnya Thomas Alfa Edison, penemu
lampu bohlam ini tidak langsung begitu saja berhasil dan menuai pujian, lampu
yang kita nikmati pada saat ini memiliki sejarah panjang yang begitu sulit
mencapai sebuah impian serta memakan waktu yang tidak sedikit, Sebelum
dipanggil menghadap sang khalik pada usia 84 tahun, Thomas Alva Edison telah
mempersembahkan 1.093 karya yang besar bagi dunia, kegagalan-demi kegagalan
yang ia temui tak pernah menyurutkan semangatnya, ia terus meneruskan temuannya
tersebut walau kurang lebih 999 kali ia gagal, ya sembilan ratus sembilan puluh
sembilan kali kali ia gagal, tentu bukanlah kegagalan yang sedikit, namun apa
yang terjadi?, akhirnya ia mampu menyumbangkan satu hal berharga dalam
kehidupan manusia, sampai saat ini kita menikmatinya dengan begitu leluasa, Hal
yang menarik dalam hidupnya, sejak kecil telah membiasakan diri bertanya
tentang sesuatu yang baru. Di
sekolah ia selalu mempertanyakan jawaban yang diberikan oleh gurunya. Karena
terlalu banyak bertanya, guru menilai bahwa dia seorang murid yang bingung atau
bocah yang pikirannya kacau. Dalam catatan riwayat hidupnya, Edison tidak
mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah tempatnya belajar. Dia hanya mampu
bertahan di sekolah itu selama tiga bulan. Itulah pendidikan formal yang pernah
ditempuhnya. Walaupun demikian, Edison tetap belajar sendiri, sampai
menghasilkan karya besar yang mempengaruhi seluruh dunia.
Anda mungkin bertanya, bagaimana
bisa seseorang yang menempuh pendidikan formal selama tiga bulan mendapatkan
pemikiran-pemikiran yang tajam dan karya yang besar? Apa rahasia
keberhasilannya? Mari kita melihat prinsip yang sangat ketat dalam kehidupan
Edison.
Menurutnya: "Putus sekolah,
tidak berarti putus pendidikan/belajar". Walaupun pendidikan
formalnya putus, tetapi dia terus menerus belajar dengan semangat yang
tinggi.
Siapakah yang berjasa di dalam
proses belajar Edison? Siapakah yang menjadi guru setianya? Ternyata,
ibunya sendiri. Ibunya mantan seorang guru. Karena pengalaman mengajar yang
sudah dilakukannya selama bertahun-tahun, ibunya terus melanjutkan pendidikan
Edison di rumah. Dialah ibu yang sangat memahami dengan benar sifat anaknya
yang selalu cerewet untuk bertanya.
Dari hasil pemantauan sang ibu,
akhirnya pada usia 9 tahun sang ibu memberinya buku pelajaran dasar fisika.
Buku itu berisi tentang uraian percobaan-percobaan ilmiah yang dapat dikerjakan
sendiri oleh si bocah. Edison ternyata belajar dengan penuh gairah serta
menantang setiap pernyataan yang terdapat dalam buku itu. Setiap pernyataan
yang ada dipraktekan dan diuji sendiri sampai berhasil,
Hal ini dapat dipahami karena Thomas Alva Edison adalah seorang yang memiliki temperamen kolerik. Orang yang memiliki temperamen kolerik adalah pribadi yang sangat berbahagia bila menerima tantangan. Senang dengan terobosan-terobosan baru. Pikirannya yang telah dipengaruhi oleh buku-buku yang pernah dibacanya, menantang Edison untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan pelajaran yang baru saja dipelajarinya.
Hal ini dapat dipahami karena Thomas Alva Edison adalah seorang yang memiliki temperamen kolerik. Orang yang memiliki temperamen kolerik adalah pribadi yang sangat berbahagia bila menerima tantangan. Senang dengan terobosan-terobosan baru. Pikirannya yang telah dipengaruhi oleh buku-buku yang pernah dibacanya, menantang Edison untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan pelajaran yang baru saja dipelajarinya.
Suatu pagi, Edison mencoba naik
Kereta Api yang sedang bergerak. Salah seorang kondektur Kereta Api tersebut
menolongnya naik dengan mencekeram kupingnya. Kejadian itu menyebabkan Edison
tuli.
Apakah peristiwa tersebut menyurutkan semangat Edison? Tidak! Malah melalui kejadian itu ada nilai postif yang diperolehnya, yakni ketika Edison menjadi tuli, dia tidak terganggu dengan suara-suara dari luar sehingga lebih konsentrasi melakukan percobaan-percobaan.
Apakah peristiwa tersebut menyurutkan semangat Edison? Tidak! Malah melalui kejadian itu ada nilai postif yang diperolehnya, yakni ketika Edison menjadi tuli, dia tidak terganggu dengan suara-suara dari luar sehingga lebih konsentrasi melakukan percobaan-percobaan.
Di antara 1.093 karya Edison, yang
sangat populis dan merupakan kebutuhan mendasar seluruh dunia adalah bola lampu
listrik. Memang sebelumnya para ahli yang memiliki tingkat akademis yang tinggi
telah melakukan percobaan selama lima puluh tahun, tetapi hasilnya hanyalah
frustrasi dan keputusasaan belaka.
Kesempatan yang Tuhan anugerahkan
tidak dibuang dengan sia-sia. Setiap detik dipakai dengan penuh tanggungjawab.
Thomas Alva Edison merelakan dirinya untuk mengalami kegagalan sebanyak 999
kali untuk mencapai keberhasilan yang memuaskan dirinya sebagai penemu,
sekaligus menjadi berkat bagi sesama manusia di seluruh belahan dunia ini.
Fakta menunjukkan bahwa dia seorang yang jenius.
Bagi Edison, Jenius adalah:
"Genius is : 1 % is inspiration but 99 % is perspiration (Jenius : 1
% adalah inspirasi bawaan sejak lahir, tetapi 99 % adalah perspirasi/hasil
keringat/kerja keras)", Thomas Alva Edison memberi kita inspirasi bahwa semangat
kerja, ketekunan dan jiwa yang tidak mau menyerah dengan keadaan akan
menghasilkan sesuatu. Edison walaupun diusia lanjut, semangatnya tidak pernah
pudar, semangatnya terus berkobar untuk menghasilkan perkara-perkara yang
mulia.
Ya begitulah
seharusnya dalam menyikapi suatu usaha, tidak mudah menyerah tidak mudah
mengalah, melangkah dan terus melangkah.
Dalam
memahami hakekat dari sebuah usaha, kita dituntut mendapatkan hasil yang
maksimal serta sesuai dengan apa yang kita impikan juga sebisa mungkin kita
dituntut menyelesaikannya dengan Husnul Khotimah, dalam artian hasil
yang kita dapatkan bisa sempurna, waktunya tepat serta menjadi investasi
akhirat, juga bermanfaat untuk orang lain, namun tidak banyak dari apa yang
telah kita usahakan terkadang tidak sesuai dari apa yang kita harapkan, bahkan
jauh dari apa yang kita inginkan, saat itu kadang kita merasa semuanya
telah gagal dan berakhir, namun tidak seperti itu adanya, justru dengan
kegagalan tadi kita bisa mempelajari apa yang tak seharusnya kita lakukan, dari
kegagalan tadi kita mendapat satu pelajaran penting, kegagalan tersebut
memberikan satu sumbangan ide bahwa hal yang telah dilakukan tadi merupakan hal
yang tak perlu diulangi lagi, kita juga perlu tahu bahwa kegagalan itu adalah
kesuksesan yang tertunda, bolehlah kita merasa lelah dan letih dalam berusaha,
namun jangan sampai semangat dan kemauan kita untuk terus berusaha berakhir
sampai disini, berusaha adalah memiliki sebuah kemauan untuk melakukan sesuatu,
untuk mencpai target, dan meraih apa saja yang kita inginkan, dalam ber-usaha
kita dituntut untuk fokus pada satu tujuan, fokus pada satu hal yang kita
inginkan, tidak boleh kita remahkan atau kita lupakan, dalam hal ini kita bisa
melihat peristiwa alam, contoh kecilnya adalah;
“Jika kita meletakkan kaca pembesar
diatas kertas dan dibawah terik matahari, apa yang akan terjadi? Ya, tentu kita
semua sudah tahu, kaca pembesar tadi mampu membakar kertas dengan tenaga yang
matahari yang berfokus pada satu titik, kaca pembesar tadi mampu menyatukan
sinar matahari yang diterima, sehingga bisa menghasilkan satu titik fokus
cahaya matahari yang mampu membakar kertas tadi, setebal apapun kertas yang
akan kita bakar, pasti bisa kita bakar, namun waktu yang diperlukan juga
relatif berbeda.”
Dari peristiwa
ini kita dapat mengambil sebuah pelajaran sederhana, yaitu; kita pasti bisa
menyelesaikan apa saja yang kita usahakan, asalkan kita fokus serta mau
ber-konsentrasi pada satu tujuan yang hendak kita capai, kita harus bisa
menentukan target apa saja yang harus kita prioritaskan, apa saja yang harus
kita utamakan, dalam agama islam kata focus kita kenal dengan
istiqomah, dengan kata lain, segala usaha yang kita lakukan seharusnya kita
lakukan dengan focus/istiqomah, dengan begitu tak ada sesuatu yang tidak
mungkin, tergantung usaha yang kita lakukan.
(Terima kasih Bapak Misbahul Huda, Mission Ini
Possible, 2010)
Nothing is impossible, Everything is Possible
If You believe In Allah.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar