Kamis, 09 Mei 2013

Ibrahim Pernah Atheis, Apa benar? (Konsep ketuhanan dan Kekuaasan Tuhan)



Saat ditanya tentang kebenaran dan adanya suatu hakikat tentu saja setiap orang tidak bisa menelannya dengan satu tegukan tanpa memiliki pengetahuan serta banyak hal yang diketahui dari suatu objek tersebut, dalam atmosfer pendidikan  banyaknya aliran serta pertukaran mindset,  pendapat serta pengetahuan yang bebas tanpa adanya mediasi serta “Filter” yang seharusnya menengahi serta menyaring  sebuah pemikiran dan seharusnya bisa dikendalikan, namun  malah membuatnya beralih ke jalan yang perlu untuk diluruskan, perlu digaris bawahi bahwa Tuhan sendiri memiliki 3 kosep yang menjadikannya dikenal Tuhan berbeda dengan segala yang ada kecuali Dia, adapun 3 konsep tadi adalah:
1.      Mutlak: mutlak disini diartikan sebagai absolut tidak terbatas La haula wala Quwwata illa Billahi
2.      Distinct; distinct disini adalah berbeda Tuhan sudah pasti berbeda dengan ciptaan-Nya, karena segala sesuatu selain Dia adalah mahkluk sedangkan Dia sendiri adalah sang Khaliq.
3.      Unique; disini diartikal sebagai zat yang tunggal tak ada menyerupai Dia, Dia-lah yang satu.
 Banyak hal yang dirasakan di beberapa kampus tentang pertanyaan yang mungkin saja belum terlintas dalam pikiran seorang pelajar muslim, seperti halnya bagaimana sejarah Tuhan? Kenapa kita harus sholat dengan menutup aurat dsb, pertanyaan- pertanyaan seperti itu sebenarnya kerap kali menjadi sasaran empuk para orientalis, serta bahan serangan Kristenisasi sebagai “tombak” penggoyah keyakinan bagi pelajar muslim yang mungkin saja perlu mengkaji lebih jauh bagaimana menyaring perdebatan serta diskusi “lesehan” yang mungkin saja membuat keyakinan menjadi goyah bahkan berubah, naudzu billahi min dzalik.

Dalam karya-karya dan beberapa buku mungkin kita juga bisa memilih serta memilah bagaimana seharusnya mengambil buah dari suatu bacaan layakkah untuk dikonsumsi atau kita bisa jadikan sebagai “pengaya” serta tambahan ilmu tanpa  “menelurkannya” menjadi mindset yang akan selalu dipakai dalam setiap kita berfikir, buku-buku karya orientalis kerap kali “memercikkan” bumbu-bumbu tentang ketuhanan, kerap kali menggoyah keyakinan tentang konsep Tuhan yang dia temukan serta ia yakini seperti halnya buku “ The Grand Design” Stephen Hawking sibuk membuktikan bahwa Tuhan tidak perlu capur tangan  dalam proses penciptaan alam semesta, dibuku lain “The God Delusion” Richard Dwakins sibuk membuktikan bahwa  Tuhan hanyalah ilusi, dan tak perlu mendapat tempat dalam penciptaan mahkluk, yang lebih mencengankan lagi tentang judul buku “god is not Great”, Christopher Hitchen bahkan sangat sibuk untuk membuktikan bahwa agama adalah racun kemanusiaan. Dan Tuhan tidak pantas ada.
Dan sebenarnya Allah pun sudah menjelaskan hal ini dalam Al Quran; mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah denga  mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang ingkar membencinya. (QS; At Taubah 9:32)
Mengenal Allah sebagai maha pencipta maha Agung, maha Kuasa dan maha segalanya adalah sebuah kewajiban yang harus benar-benar diyakini, tentunya dengan mempelajari mencari tahu hakekat Tuhan (Allah0 yang sebenarnya, seperti halnya saat kecil dulu, mungkin saja Ayah kita pernah bertanya; “ Nak Allah itu dimana? Pikiran pertama yang kita pahami “mungkin” ; Allah itu ada di surga yah, lantas si Ayah bertanya kembali, lalu besar mana Allah dengan Surga nak? Ketahuilah bahwa Allah itu lebih dekat dari urat nadi, Allah selalu hadir dimana kita berada, Allah selalu ada dimana kita berpijak, Allah selalu melihat atas apa yang kita kerjakan, dan Allah tidak pernah tidur.
Dalam sebuah buku Encyclopaedia 2005 disebutkan tentang data orang di dunia yang tidak beragama: dari 6,5 Milyar penduduk dunia  12% tidak beragama dan 2,3 % dari merekan adalah Atheis atau tidak ber-Tuhan, dan, negara-negara di Eropa dan Amerika merupakan negara dengan “label” real Sains.
Berbicara tentang Tuhan, tidak salah jika kita memahami terlebih dahulu tentang hakekat realita itu apa, Agus Mustofa menyebutkan realita merupakan perpaduan adanya: benda, energi, ruang, waktu dan informasi, jika kita memahami setiapa materi yang kita lihat sebagai realita atau bentuk nyata, ada sebuah pertanyaan menarik: lebih dulu mana energi atau materi? Pada dasarnya jawaban pertanyaan ini serupa namun tak sama dengan sebuah pertanyaan lebih dulu mana ayam atau telur?
Menyelami pertanyaan tadi butuh jawaban yang bisa dijadikan pegangan kokoh kita sebagai sivitas akademika, pada dasarnya materi jika dihancurkan akan berubah menjadi energi, dan energi sendiri jika “Mengkristal” akan menjadi materi. Memahami tentang realita sendiri sebenenarnya kita bisa mengambil sebuah contoh untuk sebagai perbandingan bahwa jika kita belum memahami apa itu makna dari realita sendiri, sebenarnya kita tidak mengenal  tuhan secara kaffah  sedangkan Tuhan (Allah) Adalah Dzat maha pencipta segala sesuatu. Lihatlah bintang ketika malam, disana anda akan mendapat sebuah keyakinan bahwa lebih banyak gelap dari pada terang, dan saat itu sebenarnya anda hanya mendapatkan 10% kebenaran dan menghilangkan 90% yang seharusnya anda ketahui.
Pemikiran pelajar yang dalam masa-masa aktif dan selalu ingin tahu sebenarnya sangat mudah untuk dipengaruhi dan dicekoki dengan berbagai Dogma yang “menyesatkan”, realita yang terjadi adalah menjamurnya debat-debat, diskusi baik Via online ataupun oral/ face to face yang didalamnya terindentifikasi penanaman  tentang Atheis melalui diskusi kritis bersifat bersifat saintifik-materialistik, adapun cara yang dilakukan yaitu dengan cara pembelajaran dogmatis dan dogtrinal yang terkesan menanamkan sebuah keyakin yang seharusnya perlu dikaji dan disaring lebih bersih tentang suatu kebenaran konsep ketuhanan.
Secara garis besar mayoritas pelajar khususnya mahasiswa baru yang masih “hijau” dengan atmosfer kampus ternyata masih banyak yang belum tahu serta belum memahami tentang hakekat dan tujuan ibadah itu sendiri, Ibadah yang kita jalani kadang belum tahu parameter ibadah tersebut dan untuk apa kita beribadah, banyak orang yang berdzikir, bertasbih dan bertahmid namun belum  mengetahui makna serta tujuan kita berdizikir tersebut, alangkah baiknya  jika setiap kata yang terucap dan setiap buliran tasbih yang bergulir kita pahami maknanya sehingga kita sadar dan tahu bahwa Allah yang memiliki segalanya, mengakui tentang kuasa, kesucian dan kebesaran Allah akan menjadikan kita lebih dekat dengan Allah dan lebih khusyu' dalam berdzikir.
Berbicara Ibrahim yang menemukan Tuhan dari pengembaraannya, kita bisa tahu bagaimana ia menyapa Siang, Malam, Bulan dan matahari bagaimana Ibrahim menemukan Tuhan sampai ia betul-betul tahu dan yakin se-yakin yakinnya bahwa dia Allah yang begitu sempurna, maha Agung dan maha segalanya, keyakinan Ibrahim yang telah mencapai maqam haqqul yakin merupakan figur atau contoh yang bisa saja ditiru oleh manusia “Ulul Albab”.
Keyakinan yang dicapai Ibrahim dalam mencari Tuhan (Allah) berada pada Maqam Haqqul yakin yaitu keyakinan yang telah ia temukan sendiri dan ia telah lakukan berulang-ulang, artinya Ibrahim sudah benar-benar yakin bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan ia sendiri yang membangun keyakinannya dengan kehendak Allah. Adapun ayat yang menjelaskan tentang bagaimana bagaimana Ibrahim menemukan Tuhannya pada surah Luqman; 21, An Naml; 93, dan pada surah Mu;min:40:81 dalam ayat tersebut dijelaskan bagaimana Ibrahim mencari Tuhan hingga Akhirnya Ia meyakini bahwa ia percaya bahwa tiada Tuhan selain Allah.
Dan pada dasarnya, kita sadari atau tidak manusia meruapakan makhluk penting yang telah dipersiapkan, dalam teori Exspanding Universe atau alam yang sedang mengembang layaknya yang ditiup, 13,7 milyar tahun yang lalu semuanya berawal, sedangkan bumi diperkirakan berusia 5 milyar tahun, manusia purba 10 milyar tahun yang lalu, dan manusia modern diperkirakan berusia 150 ribu tahun yang lalu menurut data Saintifis yang dikemukakan Agus Mustofa ini bisa diperkirankan bahwa betapa pentingnya manusia hidup dizaman sekarang ini, karena dari serangkaian peristiwa manusia muncul pada saat-saat yang semuanya begitu istimewa. Konsep Exspanding universe yang menceritakan tentang lahirnya ledakan dan memunculkan satu ketertataan, munculnya atom, helium, bintang, galaxi super cluster dan benda lainnya sungguh merupakan rencana indah Allah yang belum satupun manusia tahu tentang apa yang Dia rencanakan.
Manusia sendiri telah diberikan keistimewaan ole Allah dengan diberikannya akal untuk berfikir, merenung serta bertadabbur tentang keagungan, kebesaran serta kuasa Allah, dengan akal seharusnya bisa mengenal Penciptanya lebih dekat, Stay Miller , dan Hard Urey ’50 telah berhasil menciptakan Asam amino (zat penyusun dasar kehidupan) namun walaupun hal itu bisa mereka lakukan namun ia tak bisa menghidupkan zat tadi menjadi bergerak dan berkembang. La haula wa la Quwwata illa billahi “aliyyil al Adzim.
Pernah terlintas dalam pikiran tentang kuasa Allah sang maha pencipta tanpa sedikitpun cacat, dalam sel DNA disana terdapat 4 kode yaitu A, C, G, dan T dimana setiap kode memiliki memiliki kurang lebih satu milyar perintah itu artinya satu sel DNA yang memiliki 4 kode juga memiliki 4 milyar perintah dalam tubuh manusia, jika saja kode genetika bergeser sedikit saja, hal itu bisa mengakibatkan kanker darah. Dan hal itu tidak terjadi atas kuasa Allah, dalam tubuh manusia sendiri ada ribuan triliun sel yang mengatur semua sistem dalam tubuh manusia, haruskah ada cacat? Bagi Allah tidak karena Allah menjaganya.

Sumber; seminar bersama Agus Mustofa &  Dr. H. Roibin S. Ag. M.Hi. di UIN Maulana Malik Ibrahim-Malang, April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar