Jumat, 03 Mei 2013

Peran Mahasiswa Sebagai Tunas Bangsa




Indonesia dan SDA
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah tentu memiliki keberuntungan yang amat sangat luar biasa, dari sini kita bisa melihat secara riil dimana pada sepanjang penjuru Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang harus dimanfaatkan dan bisa dijadikan sebagai modal untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju, menjadikan pemasukan negara yang semakin melimpah, kerjasama yang luas dan semakin dikenal di ranah Internasional, Sumber Daya Alam (SDA) yang telah ada di negeri kita bisa dimanfaatkan dengan baik dan bisa menjadi pemasukan besar bagi bangsa jika saja pengelolaannya dilakukan secara benar, jujur serta tidak “ceroboh”
SDA yang melimpah di Indonesia ini ternyata sudah tercium oleh bangsa-bangsa lain, itu sebabnya mengapa Belanda sangat ingin memiliki ranah Indonesia sebagai tanah airnya, begitu pula jepang yang rela mati-matian untuk merebut bumi indonesia untuk mereka miliki, mereka tahu, mereka paham betul letak negara Indonesia yang begitu strategis, begitu luar biasa, banyak tambang-tambang yang dimiliki Indonesia, tambang-tambang minyak, batubara, Timah dan Emas, selain itu letak Astronomis Indonesia yang strategis menjadikan Indonesia memiliki ruang lingkup yang indah, alam yang asri, tanah subur yang mampu menumbuhkan banyak tanaman, buah, bunga, serta rempah-rempah sebagai pemasukan negara yang sangat menguntungkan, selain itu di semenjung pantai di sepanjang pinggiran pulau Indonesia sangat berkompeten untuk menghasilkan garam yang luar biasa, secara kasat mata mampu menghasilkan garam yang lebih dari cukup untuk kebutuhan negeri ini bahkan diprediksikan mampu di-ekspor ke negara-negara luar yang seharusnya membutuhkan, tidak hanya itu perairan laut yang dimiliki bangsa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, ikan-ikan laut bisa menjadi sarana serta aset besar untuk meningkatkan ekspor ke luar negeri, ikan hias, juga terumbu karang yang indah juga memilki suntikan positif untuk perkembangan dan kemajuan Indonesia.

Quraisy Shihab dalam bukunya; Lentera hati menjelaskan, bahwa Indonesia merupakan satu bagian kecil dari lempengan surga yang diberikan Allah, bisa kita lihat, tanah yang subur, buah-buahan yang lengkap, sayur-sayur yang segar, serta potensi alam yang sangat luar biasa, laut serta semua kekayaan yang dikandungnya, serta banyak hal luar bisa yang dimiliki Indonesia, itulah Indonesia negara dengan SDA yang harus disyukuri.
Sebagai contoh, pulau Bali, sebagai pulau Dewata dengan seribu keindahannya mampu menghipnotis banyak orang, pulau Bali yang kini namanya telah “mendunia” itu merupakan satu dari sekian banyak tempat wisata di Indonesia yang seharusnya banyak dikunjungi serta menjadi tempat wisata favorit para wisatawan baik wisatawan lokal maupun interlokal, semua yang dimiliki Indonesia seharusnya mampu dimanfaatkan sebaik mungkin, dikelola serta dijadikan sebagai sasaran utama atas daya tarik Indonesia, banyak hal yang bisa dilakukan, banyak pula yang bisa dimanfaatkan dari semua sumberdaya di Indonesia ini, selain itu dengan banyaknya lahan yang digarap tempat wisata yang lebih banyak serta menarik  mampu menurunkan angka pengangguran yang sering dibicarakan banyak kalangan, selain itu juga bisa menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih sadar diri akan potensi yang dimiliki, dengan begitu bangsa dunia lebih tahu dan mengenal Indonesia sebagai bangsa yang benar-benar paham, benar-benar mampu membangun bangsa yang sadar diri, bangsa yang bisa memanfaatkan potensinya sebagai modal utama memajukan negara.
Itulah Indonesia yang seharusnya, namun apa yang bisa kita lihat sekarang, apa yang bisa kita nilai dengan segala perkembangan, pembangunan yang telah dilakukan Indonesia, sudah sesuaikah dengan usia yang dimilki, sejak merdeka sampai sekarang apa yang telah Indonesia dapatkan, sudahkah sesuai dengan segala potensi alam yang dimiliki, kekayaan alam yang melimpah, sudahkah sesuai dengan perkembangan yang dicapai bangsa-bangsa diluar sana.
Sejenak kita melihat sekilas ke negeri seberang, Singapura, negara kecil ini ternyata mampu menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang mampu tampil lebih, negara yang ukurannya tak lebih besar dari pulau Kalimantan ini dikenal sebagai negara yang memilki disiplin yang tinggi serta kesadaran tinggi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, padahal sebagaimana yang kita ketahui  bahwa Singapura tidak memiliki SDA yang cukup mendukung, namun atas kesadaran bersama warga negara tersebut akhirnya terciptalah sebuah negara yang dikenal baik oleh negara luar, Singapura mampu menjadikan negara kecilnya itu sebagai negara yang benar-benar mampu untuuk membangun negara kecilnya. Singapura kini menjadi salah satu pilihan bagi para wisatawan sebagai negara wisata/ tujuan wisata dan liburan, banyak hal yang mendorong wisatawan mengunjungi negara kecil ini, seperti adanya kesadaran yang tinggi warganya tentang kebersihan, juga adanya kedisiplinan yang tinggi dalam segala hal. Itulah contoh kecil negeri seberang, negara kecil ini mampu meyakinkan bahwa mereka mampu tampil lebih baik lebih maju dari apa yang dilihat banyak orang, ukuran negara yang kecil ternyata bukan masalah bagi mereka untuk tidak bisa berkembang, mereka berhasil memanfaatkan apa yang dimiliki, apa yang ada di negara tersebut dengan benar.
Singapura adalah salah satu contoh negara yang bisa, serta mau untuk bersama membangun negaranya, singapura tahu dan sadar benar bahwa mereka bisa serta mampu membangun negaranya, masih banyak negara-negara lain yang bisa dijadikan sebagai contoh serta kaca perbandingan bagi Indonesia.
Kembali pada bangsa kita Indonesia, SDA yang ada pada tubuh bangsa ini merupakan harta terpendam yang banyak diincar “para tetangga” namun toh ternyata Indonesia sendiri belum memiliki kesadaran yang penuh teantang potensi besar, Indonesia akan tetap menjadi yang seperti dulu dan mustahil untuk berkembang jika saja tidak ada manajemen yang benar dalam dalam pengolahannya.

SDM di Indonesia
Sedikit berbicara tentang Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Indonesia,   jika kita mengaca serta mengacu pada orang-orang zaman dulu, kita lihat Bung karno, Bung Hatta serta mereka yang gigih membela serat mempertahankan bangsa ini dari penjajah, kita bisa menlai mereka sebagai Insan yang rela mati demi bangsa, rela berkorban demi negara. Meninggalkan keluarga untuk membela bangsa, mereka paham betul, sadar betul bahwa negara Indonesia harus berdiri tegak, harus bertahan dari segala halangan, begitu juga para pemuda saat itu, mereka rela berjuang “tanpa imbalan” tanpa gaji ataupun bayaran, mereka bersatu, menyatu serta memilki rasa memiliki yang begitu tinggi, tekad mereka menjadikan bangsa ini maju dan menjadi bangsa yang tidak dipandang sebelah mata oleh “para tetangga”.
Selain kegigihan mereka dalam berjuang serta mengatur strategi perang, mereka juga mampu menunjukkan “kebolehan” mereka dalam menulis, diantara tulisan-tulisan serta buku-buku yang diremukan banyak dijumpai ide-ide cemerlang yang berhasil disusun. Diantaranya adalah Bung Hatta, dalam sejarah disebutkan bahwa dia adalah sosok seorang pria yang handal dalam tulis-menulis serta memliki ide-ide cemerlang yang berhasil dituangkan dalam tulisannya, dan semua ini untuk kebangkitan dan kemajuan Indonesia.
Sejenak mungkin kita bisa memutar beberapa piringan hitam sebagai saksi sejarah, saksi dimana mereka para pejuang betul-betul mengorbankan semua yang mereka miliki, bukan hanya  harta, air mata, mereka juga korbankan nyawa demi Indonesia tetap jaya, itulah perjuangan mereka, para pejuang dengan seribu angan-angan, seribu impian untuk Indonesia. Pemuda pada masa itu adalah pemuda yang memiliki jiwa-jiwa pejuang, sebuah tekad yang benar-benar teguh mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia dari jajahan penjahah. Mereka telah memberikan sebuah bukti nyata, kecintaannya kepada bangsa Indonesia telah diwujudkan dengan segala pengorbanan yang begitu berharga. Jiwa-jiwa muda yang hadir kala itu adalah jiwa-jiwa yang memiliki tekad sebagai penegak negara, rela mati demi negara.
Seiring berjalannya waktu, kemajuan Indonesia mengalami peningkatan pembangunan bebrbagai infrastruktur mulai terlihat, banyak tokoh-tokoh pendidikan lahir, dengan begitu ada sedikit peningkatan yang dialami Indonesia, sarana pembangunan di berbagai kota sudah mulai terlihat, gedung-gedung “pencakar langit” mulai banyak ditemui, sarana perhubungan terasa lebih lengkap, tidak hanya itu banyak anggaran yang kini bisa diterima oleh masyarakat miskin, secara kasat mata hal ini sangat berdampak positif dalam pembangunan infrarstuktur negara, sarana perhubungan, penambahan jalan  tol yang terlaksana, memang membuat banyak pemakai sarana menjadi lebih senang dan teratasi, dengan penambahan berbagai sarana ini penduduk merasa lebih nyaman, lebih bisa merasakan fasilitas yang diberikan negara, seperti pembangunan Suramadu Bridge/ jembatan Suramadu, diamana jembatan ini menghubungkan pulau Madura dengan Surabaya, dengan begitu pembangunan jembatan Suramadu ini menjadikan penduduk lebih nyaman dalam bepergian serta bisa menghindari atau paling tidak mengurangi kemacetan yang sering terjadi.
Jika kita sempat mengaca pada hasil yang telah terealisasi, secara kasat mata infrastruktur tersebut memang telah bisa dinikmati, namun tidakkah kita ketahui, berapa anggaran yang diberikan negara untuk pembangunan beberapa fasilitas negara tadi, berapa jumlah tunjangan bagi warga miskin, berapa anggaran dana untuk peningkatan pendidikan, kesejahteraan masyarakat, serta banyak dana yang terkucur dari negara untuk masyarakat, namun semua tidak tersalur secara bersih, jumlahnya berkurang bahkan seringkali hilang, siapa yang salah dengan hal ini?
Akhri-akhir ini telah banyak kita jumpai kasus tentang tindak pidana korupsi (Tipikor), dari beberapa kasus yang ada, banyak ditemui kasus korupsi yang menelan banyak uang negara dengan nominal yang tidak sedikit, entah kenapa kini telah banyak kasus korupsi yang terungkap namun tetap saja muncul kasus-kasus sama yang seharusnya tidak terulang kembanli, korupsi seakan-akan menjadi sebuah tradisi, korupsi kini menjadi trend baru dikalangan masyarakat berdasi, siapa yang salah dengan semua ini?
Gayus tambunan, seorang pegawai pajak ini, ternyata mampu mengantongi uang negara dengan mudah, dengan gampangnya ia pergi bolak-balik keluar negeri, untuk berlibur, serta tamasya dengan uang negara yang berhasil ia korupsi, inilah salah satu gambaran yang sedang terjad di Indonesiai, tidak hanya itu kejadian yang kini sedang banyak diperbincangkan adalah tentang kasus Nazaruddin yang begitu kontroversial, dan ternyata, masih banyak pelaku-pelaku kelas kakap yang masih santai duduk dengan menikmati uang hasil korupsi, kasus Nazaruddin di Wisma Atlet ini, juga bisa kita jadikan sebagi gambaran serta contoh yang bisa kita jadikan PR bagi seluruh masyarakat Indonesia, kasus-kasus memakan uang negara tersebut ternyata sudah menjamur dan seakan menjadi sebuah kebiasaan yang banyak diminati.
Tidak hanya itu, kita bisa melihat kasus yang baru masih saja hangat yaitu tentang pembengkakan dana Banggar di DPR RI, banyak kejanggalan yang sempat ditemui, dari data yang diperoleh, bahwa adanya penggunaan dana yang seharusnya tidak perlu dilakukan, seperti halnya pembeliaan 1 kursi dengan harga Rp: 24 juta (apa layak), pembeliaan satu kursi denagn harga 24 juta, apakah ini benar, beolom lagi keuangan karpet untuk ruangan tersebut, seakan-akan dai data yang ada ditemukan banyak kejanggalan yang terjadi, kehidupan mewah para pejabat negara tersebut ternyata belum cukup sampai disitu, juga diterimanya data tentang penerimaan gaji anggota DPR yang telah diberhentikan beberapa bulan lalu, ternyata masih banyak kasus di dalam tubuh bangsa Indonesia sendiri yang seharusnya tidak lagi diperdebatkan,
Dari sekian paparan diatas tergambar jelas perbedaan yang mendasar tentang kesibukan, target, keinginan serta tujuan yang diimpikan, “masyarakat berdasi” itu memang bekerja banyak untuk negara Indonesia tapi banyak pula dari mereka yang menjadikan Indonesia sebagai ladang mengeruk keuntungan pribadi, dalam pikiran mereka yang ada hanyalah bagaimana mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, seakan-akan mereka tak lagi ingat tentang janji awal yang diikrarkannya, janji-janji menjadikan msyarakat sejahtera kini menjadi sebuah bayangan semu yang kini telah menghilang, telah menjadi sebuah kenagan pahit bagi masyarakat, mereka benar-benar lupa akan amanah yang mereka terima.
Jika kita berkaca pada semangat para pemuda masa lalu, dimana mereka rela dan tidak pernah memikirkan materi sebagai orientasi utama, juga pengorbanan jiwa-jiwa para pejuang dahulu yang seakan-akan kini hanya menjadi kenangan, menjadi sejarah yang mungkin akan terlupakan, sungguh rasa ini sangat miris, perjuangan itu seakan pergi tanpa penerusnya, generasi pemerintahan yang kini terkikis menjadikan negeri ini sebagai negeri yang seakan melupakan perjuangan masa lalu, pemerintahan yang kini hanya memikirkan kemewahan fasilitas kerja, mereka hanya menuntut fasilitas kerja yang lengkap, enak dan istimewa, nah bagaimana tenta kinerjanya, apakah sudah sesuai dengan segala fasilitas mewah yang mereka terima.
Tolak ukur dari sebuah usaha yang dilakukan bisa kita lihat dari hasil real yang ada, di Indonesia sendiri bisa kita  mengadakan sebuah tinjauan langsung kepada masayarak kecil, karena pada dasarnya masyarakat sendirilah yang merasakan betul bagaimana kesejahteraan yang mereka terima sampai saat ini, sampai dimana kepuasan masyarak tentang kinerja pemerintah, masyarakatlah yang menjadi tujuan utama kesejahteraan bangsa, masyaraktlah yang harus dijadikan sebagai tujuan utama kemajuan bangsa, jika saja kesejahteraan sudah terasa, persatuan sudah benar-benar dirasakan, keadilan serta keamanan dan kenyamanan sudah hadir ditengah-tengah masyarakat, barulah para pemimpin bisa berbangga diri karena dengan begitu kinerja  mereka bisa dikatakan berhasil.
Antara SDA dan SDM
Sebenarnya kita perlu meninjau ulang apa hakekat pemimpin yang sebenarnya, pemimpin keluarga, pemimpin kelompok, juga pemimpin negara atau presiden serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) , apa tugas mereka, apa kewajiban mereka yang sebenarnya. Pada dasarnya sosok pemimpin adalah sosok yang harus bisa memberikan solusi, memberikan ketegasan tentang suatu pilihan yang dihadapkan, bisa membawa kemajuan dan kebaikan bersama, melayani serta memberikan pengabdian kepada anggotanya, dengan kata lain seorang pemimpin haruslah memberi pelayanan terbaik bagi anggota, pemimpin adalah pembantu bagi anggotanya, membantu memberikan solusi dan lain sebagainya.
Pemimpin sangat menentukan masa depan  rakyatnya, berbicara tentang pemimpin mungkin kita bisa melihat para wakil kita, para wakil rakyat yang seharusnya  bisa menyampaikan aspirasi serta ide-ide dari masyarakat, para wakil rakyat tadi seharusnya berkonsentrasi penuh atas tugasnya  penyalur aspirasi rakyat, tapi apa yang terjadi, ternyata sudah banyak ditemukan para wakil rakyat tadi tertidur pulas saat rapat, bahkan kasus yang sangat memalukan yaitu menonton film tidak senonoh dalm ruang sidang (wah,,!) apa itu pantas terjadi, dewan perwakilan rakyat yang seharusnya menyampaikan berbagai warna aspirasi dari masyarakatnya ternyata berjalan diluar jalur yang ditentukan, apakah pantas seorang wakil rakyat seperti itu, secara tidak langsung wakil rakyat tadi sudah mencerminkan watak kurang terpuji yang dimilikinya, atau karena dia adalah seorang wakil rakyat berarti dia telah memcermarkan nama baik daerah yang mengusungnya, ya inilah yang terjadi saat ini, perlukah hal tersebut dipertahankan.
Masyarakat berdasi yang duduk nyaman dalam gedung DPR itu sepertinya lupa diri akan peran serta fungsi mereka, pemerintahan yang tidak stabil ini menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pincang, sebagai bangsa yang tidak pantas dan tidak cocok dengan semua yang ia miliki, artinya seharusnya Indonesia mampu menjadi negara maju dan berkembang dengan semua potensi yang dimilikinya, potensi SDM yang melimpah seharusnya menjadi faktor pendorong utama serta modal utama dalam pemasukan negara, kesuksesan tersebut bisa diraih jika saja pengelolaan SDM yang dilakukan secara serius dan benar-benar diperhatikan juga dengan adanya pengaturan dan pengawasan yang dignifikan, untuk sementara ini pengaturan SDM di Indonesia bisa dinilai kurang berhasil bahkan mungkin gagal, betapa tidak SDM yang seharusnya dimanfaatkan serta mampu menghasilkan pemasukan bagi negara ternyata tidak terealisasi dengan baik, sepertinya perairan dilaut Indonesia yang begitu luas ini tidak bisa menghasilkan apa-apa, betapa tidak, bagaimana mungkin Indonesia masih meng-impor ikan dari negara lain, bukankah luas laut Indonesia yang begitu terhampar memiliki kekayaan laut yang melimpah, kemana larinya hasil laut tadi, belum lagi di sepanjang pulau yang ada di Indonesia dengan letak strategis yang sangat mendukung untuk produksi garam ternyata juga tidak terealisasi dengan baik, produksi garam yang dihasilkan Indonesia ternyata belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih meng-impor garam dari luar negeri, sepertinya ada yang salah dengan ini, SDM luar biasa yang kini terhampar di bumi Indonesia ternyata tidak mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan berkembang, padahal jika kita melihat negara-negara tetangga yang kini maju dan berkembang padahal mereka tidak memiliki SDM yang mumpuni, namun mengapa mereka bisa berdiri diatas kita, berdiri di depan kita, sepertinya ada yang perlu ditata ulang dari pemerintahan Indonesia.
Keistimewaan SDM yang dimilki Indonesia ternyata perlu dikelola dan dibenahi serta diberikannya pengelola yang benar –benar bisa menjadikannya sebagai pemasukan serta daya tarik bagi Indonesia. Wisata bahari yang asri, wisata alam serta kesenian-kesenian daerah yang sangat beragam seharysnya menjadi modal utama yang benar-benar bisa dimanfaatkan dengan baik.
Menyinggung sedikit tentang budaya di Indonesia, Bhineka Tunggal ika yang  menjadi semboyan Indonesia memiliki makna  yang sangat mendalam banyaknya budaya serta beragamnya tradisi di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara yang multikultural, banyaknya golongan, suku, budaya, serta tradisi Indonesia sempat membuat negara-negara luar kagum akan Indonesia, keberagaman suku yang banyak justru bisa menyatukan kesatuan Indonesia, budaya- budaya yang ada pada tubuh bangsa Indonesia memang tidak bisa dpungkiri, tari-tarian, lagu-lagu adat serta pakaian adat yang dimiliki masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda serta unik, seperti halnya ati tulis karapan sapi di Madura, kebudayaan Reog dari Ponorogo tari saman dari Aceh serta sekian banyak kebudayaan yang dimiliki Indonesia memiliki daya tarik yang luar biasa,  ragam budaya yang dimiliki Indonesia ini begitu tak ternilai harganya, lagi-lagi Indonesia memiliki potensi besar untuk menarik minat wisatawan asing ke Indonesia, dinatara kebudayaan Indonesia kini telah mendapat pengakuan dunia yaitu kesinian batik serta keris, yang dipatenkan sebagai budaya  asli Indonesia, Indonesia patut berbangga diri dengan penghargaan ini, suatu pengahargaan yang menjadikan Indonesia bersinar di mata dunia dalam hal kebudayaannya, keris dan batik yang mendapat pernghargaan dunia tersebut tetntu memiliki cerita sejarah yang panjang, adanya penjagaan ke aslian budaya serta adanya kaederisasi yang baik, sehingga budaya batik tersebut tetap terjaga serta terus berkembang, begitupun pengrajin batik di Indonesia yang terus memiliki inovasi-inovasi baru serta imajinasi yang beragam sehingga berhasil menghasilkan ragam motiv batik yang khas dan menarik, motif batik lamongan dengan wayangnya, batik Madura dengan corak batik tulisnya menjadikan ekakayaan budaya Indonesia terus berkembang.
Namun disisi lain, ada hal yang kembali perlu dibenahi, jika kita sempat menuai pujian dari mereka yang kagum akan batik dan keris kita sebagai warisan budaya indonesia untuk dunia, namun seharusnya dengan diraihnya penghargaan ini kita harus lebih menjaga kebudayaan yang ada serta membenahi juga memberikan sumbangan aspirasi yang lebih untuk terus berkembangnya budaya dan tradisi di Indonesia, hal ini bisa dilakukan dengan banyak hal, seperti diadakannya pelatihan kaderisasi bagi para pemuda untuk melestarikan serta mencintai budaya bangsa, kesenian, tari-tari daerah, ragam bahasa serta adat istiadat yang perlu dilestarikan untuk mendukung kemajuan negeri indonesia, selain itu bisa juga dilakukan dengan pemberian dana atau anggara untuk kebudadyaan bangsa Indonesia ini, namun perlu disadari kembali, jika saja pemerintah menganggarkan sejumlah dana untuk pelestarian dan pengembangan budaya semua ini diikuti dengan pengawasan serta adanya laporan yang jelas tentang pencairan dana serta berapa jumlah nominal yang diberikan, dengan begitu anggara yang diberikan pemerintah betul-betul diketahui jumlahnya, serta bisa diterima atau sampai kepada pihak yang dituju, dengan begitu rencana dan keinginan yang selama ini diimpikan bisa terwujud, dengan pengawasan serta kejujuran dalam pencairan dana anggaran bisa menjadi jumlah nominal yang diterima benar-benar bersih dan terhindar dari orang-orang yang selalu haus akan uang, yang tidak lagi memikirkan nasib rakyat, hanya kesenagannya pribadi yang selalu ia pikirkan, pengawasan serta pemberantasan korupsi inilah yang perlu dibenahi bersama, dengan begitu permasalahan dalam negeri yang seharusnya tidak terjadi bisa diatasi, dengan begitu Indonesia tinggal mengembangkan potensi yang ada. Memperbaiki sebuah sistem pemberantasan korupsi tentu tidak hanya cukup dilakukan oleh seglentir pihak, harus ada sinkronisasi yang benar-benar terjalin antar sesama pihak, artinya semua warga Indonesia haruslah bertanggung jawab ata tindakan ini, semua warga indonesia harus benar-benar bahu membahu memberantas tindak pidana korupsi yang seakan-akan kini telah menjadi budaya dalam tubuh bangsa Indonesia.
Kalau saja kita berpendapat tentang keadaan bangsa Indonesia yang saat ini terjadi, yang saat ini bisa kita lihat, tentu kita hanya bisa gigit jari, namun semua ini belum terlambat, karena pada dasarnya tidak ada daun tanpa adanya tunas, tak ada daun tanpa adanya pucuk, daun tua yang kini sedang melambai suatu saat akan terganti oleh daun-daun baru, kitalah satu-ssatunya sebagai pemilik kedudukan tahta pemuda yang berhak dan wajib menggantikan para petuah kita yang telah terjun terlebih dahulu, kinerja yang telah mereka lakukan tentu dengan kurun waktu yang telah ditentukan, para pemuda bangsa Indonesia, para civitas akademika, kita-lah penerus pemimpin bangsa, mau atau tidak suatu saat para pemuda menjadi pengganti nereka yang telah mendahului kita, kita-lah yang berhak mengatur negara, membentuk serta membangun negara untuk menjadikannya sebagai negara yang maju, berkembang dan berbudaya.
Masa-masa muda adalah cerminan kehidupan pada masa mendatang yang akan kita hadapi, kesungguhannya dalam menghadapi kehidupan, perjuangannya dalam menyelesaikan masalah adalah cermin bagaimana hidupnya kelak, kesuksesan yang terkadang menjadi mimpi yang selalu terbayang-bayang tentu tidak bisa diraih dengan hanya menunggu, atau menanti bintang jatuh dari langit, dibutuhkan sebuah usaha, pengorbanan serta perjuangan yang harus dilakukan, dibutuhkan sikap yang keras untuk menghadapi perputaran hidup, hingga akhirnya hidup-pun akan lunak pada kita, dan janganlah kita bersikap enak-anakan terhadap hidup yang kita hadapi karena suatu saat akan datang suatu kehidupan yang sulit bagi kita, pada dasarnya untuk menjadi seorang sosok pemuda yang handal sosok seorang pemuda yang pemimpin harusnya mampu dan bisa merasakan betapa sulitnya hidup yang akan dihadapi, seorang pemimpin tentunya banyak menghadapi dan merasakan pahit manis hidup, dengan begitu perjuangan yang pernah ia rasakan dijadikan sebagai kaca perbandingan untuk langkahnya kedepan, seorang pemimpin yang the real leader adalah dia yang mampu memeberikan contoh baik bagi masyarakatnya, bagi pengikutnya. Ia selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi yang dipimpinnya.
Berbicara sedikit tentang pemimpin, sepertinya kita memang harus berikblat dan menjadikan nabi Muhammad S.A.W sebagai panutan yang utama, seperti yang kita ketahui, beliaulah sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia, keberhasilan beliau mengemban beratnya amanah dari Allah menjadikan kita benar-benar percaya bahawa dialah Insan kamil yang berhasil memimpin ummat menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini, nabi Muhammad juga bisa kita jadikan sebagai contoh yang berbahsil mencetak kader-keder pemimpin setelah wafat, hal ini bisa dilihat dari munculnya para khalifah-khalifah serta munculnya para pejuang dan panglima perang yang handal dalam memimpin jihad melawan orang-orang kafir. Nabi Muhammad berhasil memberikan suri taulada yang baik bagi ummatnya, ketauladanan dalam bersikap, ketauladanan dalam kebersihan, kerapian serta bagaimana menyikapi dan menyayangi kaum fakir miskin, anak yatim serta pemberian penghormatan kepada para wanita, beliau adalah sosok pemimpin yang sebenarnya pemimpin yang disayangi pengikutnya dan dijadikan panutan atau contoh dalam kehidupan sehari-hari, itulah sekilas gambaran singkat nabi Muhammad saw. Menyikapi hal tersebut paling tidak seorang pemimpin pada zaman sekarang mampu meniru serta berusaha sebaik mungkin, sebisa mungkin meneladani sikap dan bagaimana nabi memimpin, sosok beliau yang begitu lemah lembut, namun juga tegas dalam mengambil keputusan, kecerdasan, kejujuran serta sifat-sifat terpuji beliau haruslah ditiru, dengan begitu kepemimpinan yang ia jalani bisa berjalan dengan baik, adanya rasa kejujuran, kecerdasan, menyampaikan amanah, serta dapat dipercaya, mampu mengambil resiko serta ketegasan dalam menentukan sebuah pilihan, itulah sosok pemimpin yang seharusnya dimiliki.
Pemuda Dan Tunas Bangsa
Sejenak jika kita bicara tentang sosok seorang pemimpin masa depan, tentunya pikiran kita akan tertuju pada kaderisasi, adalah seorang al fataa (pemuda) yang benar-benar sebagai penerus serta pengemban amanah masa depan, dipundaknya ada seribu tanggung jawab, sosok pemuda sebagai calon pemimpin adalah ia yang memiliki karakteristik yang benar-benar cocok dan pantas mendapat gelar tersebut, dalam hal ini dibutuhkan seorang pemuda terpelajar yang tahu banyak akan segala hal, tentang banyak pengalaman hidup serta tahu manis dan pahitnya hidup, dalam proses pembelajaran ruang lingkup kampus paling berpengaruh dalam pembentukan watak seorang pemuda, pembetukan watak dan karakter sorang mahasiswa banyak dipengaruhi pada saat-saat ini, adapun tipe-tipe mahasiswa yang bisa dibagi dalam 4 kelompok yaitu:
1.      Mahasiswa Anak Dosen: Mahasiswa dalam tipe ini biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut, Mereka selalu hadir 100% dalam perkuliahan, bahkan mendahului sebelum dosen datang, Mahasiswa tipe ini memiliki catatan paling lengkap dan biasanya diburu teman-temannya pada saat menjelang ujian, Biasanya mereka menguasai kursi-kursi bagian depan pada saat kuliah, Mereka tidak pernah mengenal istilah seperti membuat krepekan, bolos maupun titip absen. Nilai mereka selalu berkisar antara A sampai B, Biasanya mereka nyambi menjadi asisten dosen. Setelah mereka lulus pun biasanya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan kemudian mengabdikan diri kembali di kampus dengan menjadi dosen atau guru.
2.      Mahasiswa Organisatoris : Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang senang dengan hal-hal berkaitan dengan birokrasi dan organisasi, Biasanya anda akan mendengar kata-kata LPJ, raker, fungsionaris, proposal ketika berdekatan dengan mahasiswa tipe ini, Dalam hal kuliah, mereka tidak selalu hadir 100% meskipun mereka tetap memberikan prioritas pada kuliah mereka, Selain itu, mahasiswa tipe ini juga dikenal (hyper) aktif atau lantang dalam bersuara, Tak jarang jika mereka sering terlibat dalam aksi massa atau demonstrasi, meskipun mereka sendiri kadang nggak ngerti apa yang mereka demonstrasikan, Banyak dari anggota klan ini yang kemudian menjadi birokrat atau politisi.
3.      Tipe Mahasiswa Money Train: Mahasiswa anggota tipe ini adalah tipikal mahasiswa yang seneng ngobyek, Obyekannya pun macam-macam, Ada yang nyambi jaga wartel, jadi operator warnet, jualan, jadi penulis, dan semacamnya, Mata mereka memang nggak berwarna hijau, tapi mereka mulai memandang penting arti dari sebuah uang, Bahkan mereka seringkali mengabaikan kuliah mereka demi mendapatkan segepok duit, Wajar kalau mahasiswa golongan ini sering absen dalam kuliah, Tapi begitu lulus, mereka inilah klan yang paling siap dalam bertarung, Tak jarang bila anggota klan ini nantinya menjadi eksekutif top atau pengusaha yang sukses.
4.      Tipe Mahasiswa Kongkow: Mahasiswa yang tergabung dalam klan ini boleh dibilang mahasiswa yang extrovert, gaul, funky abis, dan aware terhadap hal-hal terkini, seperti lagu terbaru, tren fashion, gosip artis, sampai gosip terbaru di kampus. Mereka ini sering stand by di kampus, walaupun bukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan akademis. Selain di kampus, mereka sering terlihat di mall, pusat perbelanjaan, warung makan, kafe, bioskop, atau tempat billiard. Tipe mahasiswa ini sebagian adalah mereka yang nggak lulus-lulus kuliahnya alias mahasiswa abadi.
Menjadi mahasiswa tipe apapun sebenarnya adalah pilihan setiap individu masing masing, dimulai dengan satu langkah yang ia pilih dan ia jalani, siapapun kita siapapun dirikita namun hakekatnya kita adalah seorang pemimpin, paling tidak memipin diri kita sendiri bagaimana memposisikan diri serta mengendalikan diri di jalan yang benar sehingga bisa memberikan kontribusi serta menjadikan diri kita bermanfaat bagi sekitar kita.

Semoga, Amien Ya Rabbal 'alamien..


  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar