Sungguh sebuah nikmat yang tak dapat kita hitung dalam keseharian kita, dimana kita selalu dapat melaksanakan apa yang kita kehendaki dengan izin dan kehendak dari-Nya, dalam kehidupan di dunia ini cobalah kita menoleh kepada hari kemarin, di mana saat kita dilahirkan dari dalam kandungan seorang ibu selama kurang lebih 9 bulan, semua orang menanntikan kehadiran kita di tengah-tengah mereka, mereka berharap akan ada anggota keluarga baru dalam kehidupan mereka. Mereka menantikan kelahiran kita dengan rasa cemas dan khawatir, tapi setelah kita lahir, sungguh merupakan suatu kegembiraan yang tidak terhingga, mereka menyambut kita dengan beribu senyum, serta rasa senang yang tidak terhingga tangis kita sebagai manusia yang baru (bayi) membuat mereka senang dan begitu gembira, semua ini tentu merupakan bagian kecil dari Allah s.w.t yang patut kita syukuri. (Sesungguhnya kami telah memeberikan kepadamu nikmat yang banyak. Al-kautsar:1)
Serirng bergulirnya waktu kita tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sebenarnya (haqiqi) sebagai manusia yang begitu gagah dan kuat dimana kita harus tetap tunduk dan tawaddu’ kepada Allah, janganlah sekali-kali kita sombong akan suatu kelebihan dalam diri kita karena semua adalah milik-Nya , firman Allah:( Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi Allah dengan menyombongkan diri )
Masa muda yang kita alami akan terus berjalan hingga kita menyandang predikat sebagai orang tua dimana kita harus mendidik anak-anak dan istri kita dengan selalu berpedomam pada syariah dan aqidah islam, kita didik mereka sampai kita tua nanti, pada saat itu sungguh kita harus sadari bahwa umur kita tinggal sejengkal tangan, dimana kita herus lebih meningkatkan ibadah kita kepada Allah, beranggapanlah seakan kita akan mati pada esok hari, sehingga kita bias lebih bersungguh-sungguh dan lebih konsentrasi untuk mempersiapkan bekal di akhirat kelakn
Dan pada akhirnya tibalah kita pada janji Allah, dimana kita akan kembali untuk menghadapnya, untuk mempertanggung jawabkan segala amal ibadah kita di dunia, firman Allah ( Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya ia akan melihat (balasan) nya, Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrajh-pun niscaya ia akan melihat balasannya pula)
Istimbath: Saat kita lahir kita pasti menangis, dan semua keluarga tersenyum menyambut kehadiran kita, namun saat kita mati nanti bisakah kita mati dengan tersenyum walaupun keluarga dan kerabat kita bersedih atas kehilangan kita?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar